Peneliti BRIN: Sebagai Kader, Sandiaga Harus Patuhi Keputusan Gerindra Prabowo Capres
Partai Gerindra menegaskan sudah final mengusung kembali Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Namun di sisi lain, kader Gerindra, Sandiaga Uno juga menyatakan siap untuk maju di Pemilu 2024.
Partai Gerindra menegaskan sudah final mengusung kembali Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Namun di sisi lain, kader Gerindra, Sandiaga Uno juga menyatakan siap untuk maju di Pemilu 2024.
Peneliti Utama BRIN, R Siti Zuhro menyinggung soal aturan partai yang harus dipatuhi oleh seluruh kadernya. Hal tersebut harus dilakukan oleh parpol demi menjaga kedisiplinan dalam berorganisasi.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
-
Apa yang dibahas Anies Baswedan dan Sandiaga Uno? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
-
Siapa yang dibantu Sandiaga Uno di Pancoran? Sandiaga menyasar warga dan juga sekaligus merangkul lansia untuk budidaya lele.
-
Bagaimana tanggapan warganet terhadap unggahan Sandiaga Uno tentang tubuh berototnya? Unggahan Sandiaga Uno beberapa waktu lalu itu seketika menuai gelak tawa dari warganet. Banyak di antaranya yang ikut memberikan komentar yang tak kalah lucu dan menggelitik.
-
Bagaimana Sandiaga Uno membantu warga Pancoran? Sandiaga langsung memberikan bantuan untuk mengembangkan potensi yang sudah ada. "Kita beri bantuan tambahan tiga kolam bioflok dengan diameter 200 cm, 2.250 bibit ikan lele dan pakan ikan hingga panen. Tentu juga kita beri pendampingan dan pelatihan budidaya ikan lele," sambung Sandiaga.
-
Kapan Sandiaga Uno dan Nur Asia menikah? Sandi menikahi Nur pada 28 Juli 1996.
"Setiap parpol memiliki aturannya sendiri. Peraturan partai yang sudah menjadi ketetapan dan kesepakatan harus dipatuhi semua kader, tanpa terkecuali. Ini penting untuk menerapkan kedisiplinan dan kepatuhan kader," kata Zuhro saat dihubungi merdeka.com, Senin (5/9).
Khusus untuk Gerindra, kata Zuhro, jika parpol pimpinan Prabowo Subianto itu tidak membuka sistem konvensi, tapi Munas Gerindra memutuskan ketum Prabowo yang dicapreskan. Artinya, itu sudah menjadi keputusan Gerindra.
"Kalau Sandi sebagai kader ingin mencalonkan diri dan minta dukungan Gerindra, maka secara organisatoris harus dibicarakan di internal partai," jelas dia.
Zuhro menyayangkan Sandi yang hanya bicara di depan media tentang keinginannya untuk maju di Pemilu 2024.
"Harus ada kebersamaan dengan partai untuk menyampaikan pencalonannya kepada publik," terang Zuhro.
Meskipun demikian, kata dia, parpol modern dan berkualitas memberikan payung yang sama pada semua kader dan hak otonom yang memadai kepada kader. Sehingga demikian hak dan kewajiban kader jelas.
Zuhro juga menyinggung soal kaderisasi dan promosi kader yang harusnya berlangsung transparan dan akuntabel. Sehingga para kader merasakan hadirnya rasa keadilan.
Menyongsong pemilu, misalnya, parpol melakukan konvensi untuk menyaring kader, mempromosikan kader terbaiknya untuk pilpres dan pilkada.
"Kompetisi di internal parpol dibuka sebagai proses demokrasi, dan pembelajaran, pendewasaan/pematangan kader. Sehingga dengan demikian kader terbiasa dengan kompetisi yang dilakukan secara sehat," ujar Zuhro.
"Karena itu tidak perlu ada fenomena kader yang tidak loyal atau kader yang menabrak peraturan bila parpol konsisten mewujudkan fungsinya sebagai pilar utama demokrasi dan menempatkan dirinya sebagai aset negara," tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengingatkan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno soal etika berpolitik. Hal itu menanggapi wacana Sandiaga Uno maju sebagai calon presiden atau calon wakil di Pilpres 2024.
Dasco menegaskan posisi Gerindra yang telah mendeklarasikan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sandiaga diingatkan soal etika bila ada partai lain yang mendorongnya sebagai calon presiden.
"Ya kan tidak mungkin kemudian sebagai anggota Gerindra dicalonkan oleh parpol lain sementara parpolnya punya calon presiden. Etikanya kan nanti kita bisa, ya pak Sandi kan tentunya sudah dewasa dalam berpolitik," ujarnya ditemui di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/9).
Dasco menuturkan, Sandiaga harusnya sudah paham apa yang harus dilakukan apabila Sandiaga dicalonkan sebagai capres atau cawapres dari pihak lain. Namun, ia tidak tegas apakah Sandiaga harus keluar dari partai atau tidak. Dia yakin Sandiaga sudah tahu jawabannya.
"Dia harusnya tahu harus mengambil langkah apa ketika dia dicalonkan oleh parpol lain. Ya itu udah firm," ujar wakil ketua DPR RI ini.
Dasco mengaku sudah berkomunikasi dengan Sandiaga soal pernyataannya terkait kesiapan maju di Pilpres 2024. Kata Dasco, pernyataan Sandiaga tersebut tidak menyalahi aturan dalam konteks berdemokrasi.
"Kami sudah komunikasi kok. Sudah komunikasi. Bahwa ya namanya demokrasi, dia diundang, dia datang, kemudian dia jawab, kalau diinikan partai politik ya dia siap. Nggak ada yang salah," katanya.
(mdk/rnd)