Peneliti LIPI nilai sosok Mahfud paling cocok dampingi Jokowi di Pilpres 2019
Tak hanya suara dari NU, Mahfud juga bisa mendulang suara dari semua golongan. Baik dari kalangan Muhammadiyah maupun non Islam. Sebab Mahfud merupakan figur tokoh Islam moderat.
Peneliti LIPI bidang politik dan pemerintahan Indonesia, Profesor Lili Romli melihat sosok Mahfud MD cocok sebagai pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019. Menurutnya, Mahfud bisa mendapat suara dari kalangan umat Islam.
"Yang paling berpotensi itu adalah Mahfud MD. karena Mahfud MD itu dia tokoh yang memiliki integritas yang tidak diragukan. Lalu dia punya basis dukungan dari kalangan NU (Nahdlatul Ulama). Yang ketiga, dia juga dekat dengan PKB. Mungkin kelemahannya dia finansialnya kecil," katanya di Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (12/6).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang Mahfud MD soroti dalam debat cawapres? Dalam kesempatan Debat Capres dan Cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/01/2024) lalu, cawapres nomor urut 03 yaitu Mahfud MD soroti deforestasi hutan di Indonesia yang mencapai 12,5 juta hektare.
-
Kapan Wapres Ma'ruf menjadi Plt Presiden? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 tahun 2024 tentang penugasan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas presiden hingga 6 Maret 2024.
-
Kapan Mahfud Md diumumkan sebagai cawapres Ganjar Pranowo? Tepat pada Rabu 18 Oktober 2023, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri secara resmi mengumumkan Mahfud Md menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.
-
Sikap apa yang akan Mahfud MD pertahankan jika terpilih menjadi Wakil Presiden? Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD berkomitmen tetap sikap tegas dan idealis apabila nantinya terpilih menjadi wakil presiden RI mendampingi Ganjar Pranowo tahun 2024-2029.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Tak hanya suara dari NU, Mahfud juga bisa mendulang suara dari semua golongan. Baik dari kalangan Muhammadiyah maupun non Islam. Sebab Mahfud merupakan figur tokoh Islam moderat.
Meski demikian, Mahfud juga pasti memiliki kelemahan. Jokowi mesti teliti memilih pendampingnya.
"Memang ada beberapa kelemahan latar belakangnya, makanya pak Jokowi kan mikir-mikir, hati-hati siapa, bisa blunder nanti bisa merugikan elektoral dia," imbuh Romli.
Dia mengingatkan, potensi politik identitas masih ada di Pilpres 2019. Jika Jokowi memilih Mahfud, maka bisa menangkal serang serangan politik SARA.
"Potensi sih ada, makanya ketika pak Mahfud ini digandeng bisa, nanti saya dikira dukung lagi," katanya.
"Saya kira itu bisa meminimalisir, karena di anggap selama ini klaimnya pak Jokowi itu jauh dengan Islam kan gitu, dengan mengakomodir itu, padahal kesan itu kan salah, tapi dengan ada Mahfud MD itu kan merangkul kalangan Islam," ucap Romli.
Minimal, Mahfud bisa meredam serangan SARA. Masyarakat pun akan menilai bahwa figur Jokowi yang Nasionalis - Sekuler akan ditambah dengan representasi Islam. Dia mencontohkan Pilgub Jateng. Ganjar Pranowo bisa menang karena wakilnya Taj Yasin dapat dukungan umat Islam.
"Seperti Ganjar dan Taj Yasin lah, kalau tidak sama Taj Yasin bisa kalah kan Ganjar, terbelah ini, kalah dia, kalau sama sama dari PDIP kalah dia, karena kemudian ada dari PPP Taj Yasin menang, ini Nasionalis - Sekuler apa ini, tapi kan ada Taj Yasin, sama seperti Jokowi juga ini ada Mahfud MD ini, siapa yang bilang anti Islam," tukasnya.
Romli tetap berharap Pilpres 2019 tak dibumbui politik identitas. Baginya, hal tersebut tidak mendidik dan memecah bangsa.
"Saya kira harus dihentikan itu politik Identitas, itu gak mendidik bangsa ini jangan sampai terpecah belah, saya kira keinginan keinginan elit untuk menggunakan politik Identitas itu harus dihentikan, itu tidak baik. Kita sebagai bangsa plural sudah lama, kita kekeluargaan, jangan sampai dibelah oleh itu saya kira jangan ada niatan niatan itulah," tegas dia.
Baca juga:
Cak Imin bertemu Jokowi bahas cawapres di Istana Bogor
Cak Imin tak jadi cawapres, PKB tetap setia bersama Jokowi
PKB klaim Cak Imin diprioritaskan Jokowi jadi cawapres
PDIP soal cawapres Jokowi: Kita tidak bisa memuaskan semua orang
Saat bertemu SBY, Airlangga bahas skenario jika tak dipilih jadi cawapres Jokowi
Golkar ajak koalisi pendukung legowo jika Jokowi pilih cawapres dari parpol