Pengamat : Gerindra ketakutan hadapi PDIP dan Jokowi
Jika Megawati Soekarnoputri tidak menunjuk Jokowi sebagai capres maka Partai Gerindra tidak akan menyerang.
Pengamat Politik Charta Politika Yuniarto Wijaya mencermati strategi politik Gerindra terhadap pasca dicalonkannya Jokowi oleh PDIP. Menurut Yuniarto, capres Partai Gerindra Prabowo Subianto terlihat reaktif melawan capres PDIP Joko Widodo (Jokowi). Itu dibuktikan dari banyaknya isu yang dibangun oleh Partai Gerindra, salah satunya isu batu tulis.
"Masyarakat tidak akan simpatik dari Gerindra ini tidak mungkin. Saya melihat Gerindra ini seperti ketakutan menghadapi Jokowi. Makanya mereka membuat isu batu tulis dan puisi," kata Yuniarto di Restoran Rempah-Rempah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, (26/3).
Dia menjelaskan serangan yang ditunjukan terhadap PDIP dan Jokowi membuktikan bahwa partai pimpinan Prabowo itu tidak bersikap kesatria. Sebaliknya menurut perkiraan Yuniarto, jika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak menunjuk Jokowi sebagai capres maka Partai Gerindra tidak akan menyerang.
"Prabowo akan merasa di atas (jika Jokowi tidak nyapres) tapi kan sebaliknya malah ketakutan untuk menghadapi PDIP dan Jokowi," tutur dia.
Sikap Gerindra tidak akan banyak memengaruhi Wali Kota Solo tersebut sebab Jokowi kerap diserang oleh lawan politiknya. Dia berpendapat, semakin banyak yang menyerang Jokowi justru sang gubernur akan mendapatkan dukungan dari masyarakat.
"Pertarungan jelang pilpres memang situasi yang memanas dan tidak aneh elektabilitas urutan pertama pasti diserang. Ini yang terjadi pada saat Jokowi mencalonkan gubernur, masyarakat akan lebih simpatik," tandasnya.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto nampak belum menerima dengan sikap PDI Perjuangan (PDIP) yang memilih mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden, ketimbang melanjutkan kesepakatan di Batu Tulis pada 2009 silam.
Prabowo menceritakan, saat meneken kesepakatan di Batu Tulis, dia merasa cocok dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri . Sebab, Megawati dinilainya sebagai seorang yang nasionalis.
Namun, kata Prabowo, fakta dinamika politik di Indonesia saat ini berbeda. Megawati akhirnya mendorong Gubernur DKI Jakarta Jokowi menjadi capres partai banten moncong putih itu. Mantan Danjen Kopassus itu menilai, seharusnya ada komunikasi bila perjanjian Batu Tulis itu harus dibatalkan.