Perjalanan Hidup De Gadjah: Tak Punya Cita-cita Terjun ke Dunia Politik, Kini Pimpin Gerindra Bali
Di jajaran Ketua-ketua partai politik di Bali, Made Muliawan Arya bisa disebut sebagai yang paling muda usianya.
Di jajaran Ketua-ketua partai politik di Bali, Made Muliawan Arya bisa disebut sebagai yang paling muda usianya.
Perjalanan Hidup De Gadjah: Tak Punya Cita-cita Terjun ke Dunia Politik, Kini Pimpin Gerindra Bali
Di jajaran Ketua-ketua partai politik di Bali, Made Muliawan Arya bisa disebut sebagai yang paling muda usianya. Padahal tokoh kelahiran 12 Mei 1981 ini mengaku tak pernah punya mimpi atau pun cita-cita terjun ke dunia politik.
Baru pada 2013, tokoh yang akrab disapa De Gadjah itu masuk ke Partai Gerindra setelah diperintahkan oleh Prabowo Subianto. Uniknya, dia tetap menolak disebut sebagai seorang politisi.
- Cabut Berkas, Politikus PDIP Ade Sumardi Batal Mundur dari Caleg DPRD Banten Terpilih
- Pilkada 2024: Ini Jejak Karier Politik Dedi Mulyadi, Ridwan Kamil dan Anies Baswedan
- Politikus PDIP Aria Bima soal Budi Djiwandono Maju Pilgub Jakarta: Cocok, tapi Lebih Bagus di DPR
- Ini Jagoan Gerindra Buat Pilkada DKI Jakarta 2024
"Saya ini pejuang politik, artinya politik sebagai alat perjuangan untuk membantu masyarakat,"
tegasnya, Selasa (26/12/2023) di Denpasar.
merdeka.com
Hal itu pula yang dipelajarinya dari sosok Ketua Umum Gerindra yang memang sangat lekat dengan perjalananan hidupnya.
"Dari beliau, saya belajar mengenai makna loyalitas, kejujuran dan no drama," jelas pria yang akrab disapa De Gadjah itu.
Kedekatan berawal ketika pada 2004, dia menjadi pesilat muda di Perguruan Satria Muda Indonesia (SMI) yang didirikan Prabowo.Sempat tersandung masalah di Bali, dia Kemudian berangkat ke Amerika Serikat pada 2005 untuk belajar dan bekerja.
Ia bahkan sempat menjabat sebagai Chief Security di sebuah perusahaan pengelola resort wisata eksklusif di Karibia dan memiliki ketrampilan khusus dalam melatih anjing untuk pengawalan.
"Saya pun sempat keliling disana untuk memberikan pelatihan,"
katanya.
merdeka.com
Karena hubungan baik yang tetap terjaga,pada 2012 dia diminta untuk bergabung dengan tim pengawalan Prabowo.
Lalu pada 2013, dia diminta kembali ke Bali dan mulai menjadi kader Gerindra.
Kehadirannya sempat membuat sejumlah kader di Bali merasa tersaingi dan menghambat kemunculannya.
Untungnya, Pengurus pusat Gerindra tak terpengaruh. Bahkan setelah dia lolos ke DPRD Denpasar pada Pemilu 2014, dia mendapat kepercayaan untuk menjadi salah-satu pimpinan Dewan.
Di lembaga itulah, alumni SMA 7 Denpasar ini benar-benar belajar politik secara langsung.
"Awalnya suka emosian, kalau ada yang komitmennya A tapi yang dilakukan malah B, tapi akhirnya saya cari cara untuk menghadapi yang semacam itu tanpa harus berkonflik," tegasnya.
Ia mengaku selalu berusaha satya wacana atau menjaga konsistensi antara perkataan dan perbuatan seperti diajarkan orang tuanya.
Posisinya makin kuat setelah dipercaya menjadi Ketua DPC Gerindra Denpasar pada 2017.
Gaya politiknya cenderung akomodatif untuk menjembatani berbagai perbedaan kepentingan.
Awalnya banyak yang mengira saya ini susah diajak bicara, tapi kemudian terbukti menjadi yang yang paling mudah diajak mencari solusi," sebutnya.
"Ini tentu tantangan yang lebih berat, saya baru menyatakan bersedia setelah ada persetujuan dari orang tua serta istri dan anak," katanya.
Kini dalam pemilu 2024, De Gadjah bakal melangkah menjadi calon legistatif untuk DPRD Bali.
"Soal lolos atau tidak, itu urusan belakangan. Saya hanya berjuang dan silahkan masyarakat yang menilai apakah saya memang tepat untuk melayani mereka,"
katanya.
merdeka.com
Mengenai kondisi Bali, dia menyebut, dominasi yang terlalu kuat oleh kelompok politik tertentu. Akibatnya, demokrasi tak berjalan dan tekanan politik pun terjadi dengan menggunakan perangkat kekuasaan. Hal ini menjadi penyebab, mengapa keberagaman gagasan kurang muncul.
Di sisi lain, meski pariwisata di Bali berkembang pesat tetapi masih ada warga Bali yang hidup dalam kemiskinan.
Persaingan kerja juga makin ketat sehingga angka pengangguran meningkat. Sementara masalah rill seperti soal sampah belum juga terselesaikan.
Di ajang pemilihan presiden, De Gadjah dipercaya untuk jadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran di Bali.
Dari hasil survey, menurutnya, pasangan itu masih tertinggal lumayan jauh sampai bulan Desember 2023.
Namun dia yakin, pada pemilu bulan Februari nanti akan mencapai target antara 45 persen hingga 50 persen suara di Bali.
"Mimpi kami, beliau akan menjadi presiden," katanya.
Hal itu bukan karena kedekatan pribadinya. Sebab, Prabowo tak pernah membeda-bedakan kadernya.
"Saya juga selalui menjaga etika ketika di hadapan beliau," tegasnya.
Dari segi kepemimpinan, Prabowo menurutnya, adalah sosok yang selalu cepat tanggap terhadap kesulitan masyarakat.
Misalnya, saat mendapat informasi adanya warga di Bali yang mengalami kesulitan air, dia langsung meminta De Gadjah membuat identifikasi lokasi untuk dapat segera mengirimkan bantuan.
"Dananya bisa jadi dari kantong pribadinya," jelasnya.