Pernyataan Pamungkas Debat Capres Pertama, Ganjar Singgung Kasus Butet Kertaradjasa
Menurut Ganjar, apabila demokrasi sudah berjalan sesuai amanah tidak ada kasus intimidasi dan peretasan dialami budayawan Butet.
Menurut Ganjar, apabila demokrasi sudah berjalan sesuai amanah tidak ada kasus intimidasi dan peretasan dialami budayawan Butet.
Pernyataan Pamungkas Debat Capres Pertama, Ganjar Singgung Kasus Butet Kertaradjasa
Debat capres perdana memasuki babak akhir. Masing-masing capres memberikan closing statement selama dua menit.
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo membuka pernyataan penutupnya mengenai latar belakang jabatan orang tuanya dan cawapres Mahfud MD.
Ganjar mengaku merupakan seorang anak polisi berpangkat tidak tinggi yang bertugas di Kecamatan. Begitu juga dengan pendampingnya, Mahfud MD. Menurut Ganjar, ayah Mahfud meurpakan pegawai kecamatan.
"Kalau kita berada pada momentum yang sama, kami dan Pak Mahfud ini adalah orang kecil yang kalau bapaknya rapat kira-kira adalah anggota forkopimcam. Kami hanya di level kecamatan," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, latar belakang orang tua itu menjadikannya bersama Mahfud terbiasa mencoba mendengarkan keluh kesah masyarakat,
Panggilan sejarah sebagai capres dan cawapres inilah dikatakan Ganjar, yang kemudian coba diklasifikasinya bersama Mahfud dari seluruh persoalan yang muncul.
Agar nantinya bagaimana memberikan afirmasi kepada kelompok rentan, kepada kelompok perempuan, penyandang disabilitas, anak-anak, termasuk manula.
"Mereka butuh perhatian yang lebih. Maka inilah cara kita membangun melibatkan mereka tanpa meninggalkan mereka. No one left behind," ujar Ganjar.
Kemudian Ganjar melanjutkan, bagaimana pemerintah betul-betul bisa melayani dengan memberikan teladan sebagai pemimpin tertinggi yang antikorupsi.
Menunjukkan integritas dengan memberikan layanan pemerintah yang mudah murah cepat, satset.
"Kalau itu bisa kita lakukan maka betapa bahagianya rakyat ini. Pemerintah ini ada, yang ketika dikritik tidak baperan, yang ketika media menulis mereka merasa ini vitamin buat dirinya, bukan sedang merongrong apalagi merasa terancam," kata Ganjar.
Terakhir apabila demokrarasi bisa berjalan dan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan amanah reformasi, menurut Ganjar, tidak akan ada cerita seorang ibu bernama Sinta yang berurusan dengan aparat.
"Enggak ada cerita mas Butet, enggak ada cerita mas Melki, tidak ada itu karena dewasa kita dalam demokrasi. Maka dalam penghormatan terhadap hak, mari kita konsisten, antara pikiran perkataan dan perbuatan dan saya berdiri bersama korban untuk keadilan," pungkas Ganjar.