Pertemuan SBY-Prabowo dinilai pertegas peta politik parlemen
Anggota Komisi III DPR itu melihat, pertemuan keduanya kental dengan nuansa politis. Golkar menganggap pertemuan antara dua bekas jenderal TNI itu sebagai suatu komunikasi politik yang baik.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan lawatan ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat kemarin (27/7). Pertemuan yang berlangsung tertutup itu berlangsung selama dua jam.
Sekretaris Fraksi Hanura Dadang Rusdiana mengatakan pertemuan antara mantan Jendral TNI itu hanya mempertegas peta politik di DPR.
"Jadi pertemuan Pak SBY dan Pak Prabowo hanya memperjelas saja peta politik yang selama ini sudah terjadi di Parlemen," kata Dadang saat di hubungi di Jakarta, Jumat (28/7).
Anggota Komisi X itu juga mengungkapkan, kesamaan antara Demokrat dan Gerindra sudah terlihat di pengesahan RUU Pemilu beberapa waktu lalu. Pada pengesahan tersebut ada empat fraksi yang memilih Walk out diantaranya Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN.
"Saya kira partai pendukung pemerintah (kecuali PAN) masih solid dan berjalan seiringan. Konfigurasi politik di parlemen telah nampak pada saat pengesahan RUU Pemilu. Ada 4 fraksi yang berseberangan pendapat dan melakukan walkout. Dari sana saja sudah jelas," ujarnya.
Kendati demikian, Dadang menganggap pertemuan itu perlu dilakukan untuk memperkokoh demokrasi dan juga membawa nuansa yang harmonis.
"Namun demikian saya memandang bahwa pertemuan Pak SBY dan Pak Prabowo tentu memiliki nilai baik juga. Pertemuan tokoh-tokoh bangsa dibutuhkan agar masyarakat lebih tenang. Hubungan harmonis antar elit tentunya sangat penting dalam memperkokoh pembangunan politik dan demokrasi," pungkasnya.
Dipihak yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai, selama ini kedua partai itu sudah konsisten berada di luar pemerintahan. Sehingga tidak akan mengubah peta politik nasional.
"Soal apakah pertemuan ini mengubah peta di parlemen, saya kira tidak juga," kata Ace saat dihubungi di Jakarta, Kamis (28/7).
Anggota Komisi III DPR itu melihat, pertemuan keduanya kental dengan nuansa politis. Golkar menganggap pertemuan antara dua bekas jenderal TNI itu sebagai suatu komunikasi politik yang baik.
"Tentu pertemuan itu mengandung nilai politis karena memang kedua tokoh politik senior ini jarang sekali sejalan dalam langkah dan kebijakan politiknya. Setidaknya pertemuan mencairkan suasana di antara keduanya," ujarnya.