Petinggi Demokrat yang dukung Ahok-Djarot harus siap terima risiko
Petinggi Demokrat yang dukung Ahok-Djarot harus siap terima risiko. Sejumlah petinggi dan kader Partai Demokrat telah memutuskan merapat mendukung pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat di putaran kedua Pilgub DKI. Padahal, Partai Demokrat belum menentukan sikap bakal mendukung Ahok-Djarot atau Anies-Sandi.
Sejumlah petinggi dan kader Partai Demokrat telah memutuskan merapat mendukung pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat di putaran kedua Pilgub DKI. Padahal, Partai Demokrat belum menentukan sikap bakal mendukung Ahok-Djarot atau Anies-Sandi.
Mereka di antaranya, mantan jubir Demokrat Ruhut Sitompul, Mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman dan terbaru Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Ajeng Ratna Suminar. Kabarnya dukungan para kader ini karena telah diberi kebebasan oleh Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo membantah SBY telah memberikan kebebasan kepada para kader untuk memilih di Pilgub DKI 2017 putaran kedua. Hingga saat ini, belum ada sikap resmi dari DPP Partai Demokrat untuk mendukung salah satu pasangan calon. Dukungan para kader itu diklaim sebagai sikap pribadi tanpa membawa institusi Demokrat.
"Belum sama sekali. Jadi yang tepat adalah sampai dengan sekarang Partai Demokrat memang belum menentukan sikap. Sehingga itu intepretasi pribadi masing-masing kader, selama tidak membawa institusi partai sah-sah saja, artinya sebagai sikap pribadi semata," kata Roy saat dihubungi merdeka.com, Selasa (14/3).
"Beliau (SBY) kan orang yang sangat demokratis dan menghormati hak-hak politik pribadi pilihan masing-masing, sepanjang tidak membawa-bawa institusi partai," imbuhnya.
Roy menyebut, SBY tidak mempermasalahkan dengan pilihan para kadernya itu. Sebab, menurutnya, Partai Demokrat sangat menjunjung tinggi hak demokrasi asalkan tidak membawa bendera partai.
"Bu Ajeng Ratna Suminar, bu Lucy Kurniasari ke Paslon nomor 2, itu adalah sikap pribadi masing-masing yang bersangkutan dan tidak masalah. Karena sebagai bagian dari hak demokrasi yang dijunjung tinggi oleh Partai Demokrat," terang dia.
Kendati demikian, dia menyindir bahwa Partai Demokrat memiliki etika politik dimana kader tidak boleh mendahului keputusan dan sikap resmi partai.
"Cuma memang ada fatsun partai yamg mengedepankan etika untuk tidak mendahului keputusan Partai secara terang-terangan terlebih dahulu," tegas Roy.
Mantan Menpora ini mengingatkan kepada para kader yang telah bersikap soal konsekuensi jika pilihan politiknya mendukung Ahok-Djarot itu berbeda dengan keputusan resmi dari DPP Partai Demokrat.
"Kecuali memang sudah siap dengan segala risiko dan konsekuensinya jika pilihannya tersebut ternyata berbeda. Kalau sama atau sinkron sih beruntung, alias tidak masalah," pungkas dia.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Ajeng Ratna Suminar. Ajeng mengatakan, pihaknya resmi dukung Ahok karena SBY membebaskan kadernya untuk memilih.
"Lho kita sudah dibebaskan (Pak SBY) kok untuk memilih, sudah, sudah dibebaskan," katanya di Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/3).
Dia mengungkapkan, sengaja memberikan dukungan kepada Basuki atau akrab disapa Ahok itu karena memiliki program jelas buat warga Jakarta. Terlihat dari program semisal Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), dibangunnya taman secara simultan, dan pelayanan warga yang sangat baik.
"Jadi sudah teruji, kenapa harus pilih yang lain," tegasnya.
Baca juga:
Kampanye ke Kapuk, Anies dapat hadiah batu akik Anggur Baturaja
Anies: Dukungan Haji Lulung, cerminkan kepedulian buat perubahan DKI
Lulung soal Djan dukung Ahok: Semoga cepat sadar kembali ke fitroh
Haji Lulung bawa gerbong PPP merapat ke Anies-Sandiaga
Ini dalil Haji Lulung ogah di barisan Ahok dan dukung Anies-Sandi
Haji Lulung melawan, bilang Djan Faridz tidak jelas
Kebangkitan trah Soeharto di jagat politik
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.