Pilkada DKI Jakarta banyak 'omong, iming, emeng'
Pilkada DKI Jakarta banyak 'omong, iming, emeng'. Gerindra ngaku Anies-Sandiaga memberikan banyak program maupun janji kepada masyarakat. Meski begitu, pihaknya meyakini semua itu bukan sekedar khayalan sulit diwujudkan. Sebab semua program bakal tercapai sesuai dengan kemampuan SDM dan dana yang dimiliki pemerintah.
Tiga pasangan Pilgub DKI semakin gencar mengumbar program maupun pelbagai janji demi kemenangan. Ada juga di antara mereka mengusulkan program dengan bagi-bagi duit dengan jumlah besar. Namun, apapun strategi dilakukan mereka tetap satu tujuan demi kemajuan ibu kota.
Kondisi ini juga dicermati Partai Gerindra. Sebagai pengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mereka mengakui banyak tawaran lewat berbagai cara demi menggaet minat masyarakat.
"Pilkada di Jakarta ada banyak omong-omong, iming-iming, emeng-emeng," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Itu disampaikan ketika melakukan konsolidasi dengan para tim sukses Anies-Sandi di markas PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (24/1) kemarin malam.
Muzani mengaku Anies-Sandiaga juga memberikan banyak program maupun janji kepada masyarakat. Meski begitu, pihaknya meyakini semua itu bukan sekedar khayalan sulit diwujudkan. Sebab semua program bakal tercapai sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia dan sumber dana dimiliki Jakarta.
"Kita tidak menjanjikan muluk-muluk bagi masyarakat Jakarta, kita tak menjanjikan 'simsalabim', kita menjanjikan yang bisa dan mampu dikerjakan.itu yang diharapkan masyarakat Jakarta," ujarnya.
Majelis Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid juga mengakui ada banyak hal negatif terjadi selama berlangsung Pilgub DKI. Terutama banyak pergerakan politik uang mulai dilakukan, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.
Bukan hanya ti, kata dia, ada juga upaya melakukan manipulasi hingga intimidasi. Untuk itu pihaknya meminta Bawaslu maupun KPU DKI Jakarta segera melakukan pengawasan lebih ketat dalam masalah ini.
Menurut Hidayat, bila kondisi ini terus dibiarkan maka bakal berdampak panjang bagi DKI Jakarta. Bahkan dirinya meyakini keadaan ini mengganggu masa depan Indonesia. Untuk itu, diharapkan Pilgub DKI bisa berjalan tertib.
"Pilgub DKI bukan hanya sekedar pilgub rasa Pilpres. Tapi ini juga penting bagi masa depan indonesia. Kita harap Pilgub DKI lebih berkualitas dibanding wilayah lain agar mereka yakin bahwa ini masih ibu kota Indonesia," jelas Hidayat.
Sementara itu, Anies mengklaim banyak masyarakat semakin merindukan perubahan bagi wilayahnya. Kondisi ini lantaran sudah banyak di antara mereka merasakan banyak terjadi kejanggalan sehingga diperlukan sebuah hal baru diyakini mampu memberikan kemajuan bagi kotanya.
Sehingga, lanjut Anies, belakangan masyarakat DKI Jakarta tidak hanya diam melihat kesalahan tersebut. Mereka akhirnya sadar perlu ada sebuah gerakan untuk menuju sebuah perubahan.
"Mereka menginginkan ada perubahan, karena mereka melihat ada masalah, maka mereka bergerak bila tak ada perubahan maka kita akan kalah. Maka itu kita harus bergerak," tegas Anies.
Anies juga meyakini bahwa para pendukungnya di DKI Jakarta telah tergerak sendiri selama masa Pilgub DKI. Kondisi ini bisa terlihat dari langkah dilakukan para lawannya, yakni Agus Yudhoyono-Sylviana Murni maupun Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
"Memang beda bila dikerjakan dari pusat dan profesional, artinya berbayar. berbayar itu spanduknya bagus-bagus, pasangnya pun rapih tempat-tempatnya pun tertata seragam," terangnya.
Baca juga:
Sandiaga kampanyekan pemberdayaan usaha cukur 100 titik di Jakarta
Ini strategi Anies jelang debat kandidat cagub DKI Jakarta kedua
Anies antusias sambut moderator pengganti Ira Koesno di debat Pilgub
LSI Denny JA sebut sentimen agama masih warnai pemilih di Jakarta
LSI sebut debat Cagub DKI tak terlalu pengaruhi elektabilitas
Telat 2,5 jam, Agus janji pertahankan KJP dan KJS ke warga Petojo
Begini suara pemilih muslim di Pilgub DKI versi survei LSI Denny JA
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.