PKB sudah dukung, koalisi Jokowi tak lagi tunggu Demokrat gabung
Alasannya, partai politik besutan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak juga memutuskan sikap.
Koalisi partai pengusung calon presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pemilu 2019 meninggalkan Partai Demokrat. Alasannya, partai politik besutan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak juga menentukan sikap.
Penyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy di Kota Malang, Jawa Timur. Enam partai sudah menyatakan mendukung Jokowi sebagai calon presiden untuk periode ke-2.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
"Sampai hari ini Partai Demokrat belum menentukan sikap tetapi kami tidak juga dalam posisi menunggu," tegas Romahurmuziy usai berbicara di UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Kota Malang, Minggu (15/7).
Rommy, demikian Romahurmuziy biasa dipanggil, mengatakan partai politik yang terakhir bergabung adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar. Koalisi yang terbentuk dianggap sudah sangat cukup, sehingga tidak lagi perlu menunggu Partai Demokrat.
"Karena jumlah koalisi juga sudah lebih dari cukup kita akan terus menjalankan agenda termasuk menetapkan calon wakil presiden ini dengan atau tanpa bergabungnya Partai Demokrat," terangnya.
Romi juga menegaskan, dari partai yang tersisa sudah tidak mungkin terbentuknya koalisi baru. Sehingga tidak mungkin munculnya poros baru yang akan mengusung figur baru.
"Tidak akan ada lagi poros baru. Karena dengan partai yang tersisa hanya cukup satu poros lagi saja," katanya.
Baca juga:
PSI nilai Jokowi lebih ideal didampingi Mahfud MD dibanding Said Aqil
Capres paling layak di kalangan elite: Jokowi unggul, Gatot kalahkan Prabowo
PPP yakin Golkar tak bermanuver dan hengkang dari koalisi Jokowi
Demokrat masih ngotot tawarkan AHY sebagai cawapres Prabowo atau Jokowi
Cak Imin menyatakan PKB dukung Jokowi, PDIP nilai keputusan pada momentum tepat