PKS: Kebersamaan Kunci Keberhasilan Bangsa Indonesia
Salim menyampaikan tiga pesan kebangsaan. Pertama, siap mencintai NKRI. Pesan kedua, siap menjaga dan membela NKRI. Dan terakhir, harus siap berkolaborasi untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Ketua Mejelis Syura PKS, Salim Segaf Aljufri mengatakan, pihaknya terus mengajak berbagai elemen bangsa untuk bergandengan tangan, membangun kebersamaan dan kolaborasi untuk kemajuan bangsa.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara Dialog Kebangsaan Lintas agama, budaya, dan organisasi bersama Ketua Majelis Syuro PKS Dr. Salim Segaf Aljufri di Pekanbaru pada Minggu (6/11).
-
Kenapa Salim Al Jufri menyinggung soal koalisi dalam pantunnya? "Kalau tak ada kapal pinisi, tak mungkin kita arungi samudera. Kalau tak kita berkoalisi, mana bisa kita majukan bangsa," ucap Salim Aljufri.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Bagaimana Sham Saleh-Al Jarro dibunuh? Ya, dijelaskan bahwa Sham dibunuh dengan cara dibakar hidup-hidup.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Kenapa tukang parkir resmi diberi seragam di masa Gubernur Ali Sadikin? Mengutip Surat Kabar Buana yang terbit di tahun 1972 dan diarsipkan di laman Perpustakaan Nasional, saat sudah resmi menjabat, petugas parkir diberi seragam layaknya polisi dengan topi pet khusus.
-
Apa yang terjadi pada Sham Saleh-Al Jarro? Sham sendiri masih berusia 1,5 tahun, usia yang masih sangat kecil untuk merasakan kekejaman atas aksi tentara Israel. Bagaimana tidak, Sham dibunuh dengan sadis oleh mereka.
"Kemajemukan bangsa Indonesia ini luar biasa. Ada banyak perbedaan bangsa kita. 17.508 pulau, 1300 suku bangsa, 715 bahasa, 6 agama resmi. Tapi diantara banyaknya perbedaan itu kita memilih untuk bersatu dan terus mengupayakan titik temu kebangsaan hingga kita bisa bertahan sampai hari ini," katanya Salim dalam keterangannya, Senin (7/11).
Dia menyampaikan tiga pesan kebangsaan. Pertama, siap mencintai NKRI. Pesan kedua, siap menjaga dan membela NKRI. Dan terakhir, harus siap berkolaborasi untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Menurutnya, berbuat untuk negeri ini pasti tidak akan berkesudahan sebagaimana menjadi bangsa Indonesia adalah proses yang panjang, being Indonesia is never ending proses.
“Kalau bukan kita siapa lagi yang akan mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa," terangnya.
Salim mengungkapkan, Indonesia punya prasyarat dan peluang untuk menjadi bangsa maju. Dia menilai, saat ini yang sangat dibutuhkan adalah sosok pemimpin yang siap melayani rakyat. Mengingat Indonesia dikaruniai kekayaan alam dan sumber daya manusia yang melimpah.
"Tugas pemimpin untuk benar-benar melayani rakyat. Dengan karakter kebaikan bangsa Indonesia tersebut, memimpin bangsa ini tidak lah sulit. Yang diperlukan perhatian dan pelayanan yang tulus sehingga rakyat benar-benar sejahtera," ujarnya.
Pemimpin yang tulus, dia menambahkan, pasti berusaha menyatukan bangsanya, bukan yang membiarkan keterbelahan apalagi yang membangun narasi pecah belah.
“Kita butuh persatuan dan kesatuan. Bangsa ini terlalu besar untuk dikelola oleh satu dua kelompok saja. Kebersamaan adalah kunci keberhasilan bangsa," pungkas Salim.
(mdk/fik)