Mengunjungi Desa Terpencil di Lereng Gunung Ungaran Kendal, Bertemu Kakek Berusia 105 Tahun
Mayoritas warga di sana berprofesi sebagai pemetik daun teh
Mayoritas warga di sana berprofesi sebagai pemetik daun teh
Desa Promasan, Kabupaten Kendal, merupakan sebuah desa yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai pemetik daun teh. Letak desa ini cukup terpencil. Bahkan akses listrik saja baru bisa masuk beberapa tahun lalu.
Untuk menuju ke desa itu, kita harus melewati hamparan Kebun Teh Medini di kaki Gunung Ungaran yang sangat luas.
Foto: YouTube Cerita Desa Indonesia
Tak jauh dari Desa Promasan, ada Desa Gempol. Letak Desa Gempol ini berada di bawah Desa Promasan, dan lokasinya tidak terlalu terpencil bila dibandingkan dengan Promasan.
Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
Pak Sadimin berkata, hampir tidak ada warga di desanya yang bertani. Mayoritas adalah pemetik daun teh.
Menurutnya, kondisi sosial itu disebabkan karena tanah di desa tersebut yang merupakan tanah perkebunan. Pak Sadimin menunjukkan sebuah rumah yang dulunya ditempati pekerja perkebunan itu.
Ia mengatakan, rumah itu sampai sekarang tidak ada yang menghuni tapi tidak ada yang berani menjual, karena statusnya yang bukan milik warga. Warga hanya punya hak pakai saja atas rumah tersebut.
Pak Sadimin kemudian menunjukkan sebuah saluran air yang sudah ada sejak zaman dulu. Ia berkata kalau saluran itu dibuat oleh bapaknya. Dengan kata lain, saluran itu usianya sudah cukup tua peninggalan zaman penjajahan Belanda.
Dilansir dari kanal YouTube Cerita Desa Indonesia, Desa Gempol menjadi awal mula pintu gerbang menuju Kebun Teh Medini yang sudah ada sejak zaman Belanda. Desa ini pula menjadi pintu masuk menuju Desa Promasan yang lokasinya jauh di tengah kebun teh.
Jika dipantau dari udara, pemukiman warga di Desa Gempol ini hanya terdiri dari beberapa rumah. Hampir sebagian besar rumah warga masih terbuat dari kayu dan beratap seng.
Jalan di Dusun Gempol ini sudah dibeton. Hal ini berbeda jauh dengan akses jalan menuju Dusun Promasan yang masih sangat sederhana.
Pipa air itu tampak sudah banyak dipenuhi karat. Pipa air itu menghubungkan sebuah saluran air menuju area pemukiman warga.
Di ujung dari jalur pipa itu, dibangun sebuah rumah yang terbuat dari batu kali. Oleh warga, rumah itu digunakan sebagai tempat mandi, mencuci, buang air, dan sebagainya.
Jalan untuk menuju ke kampung itu sangat sulit. Pengendara harus melewati hutan, sungai, dan perkebunan teh.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merantau dan berhasil memperoleh kesuksesan di tanah rantau
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca SelengkapnyaDi Dusun Banger sebenarnya masih banyak rumah tidak layak huni. Bahkan beberapa penghuninya tidak pernah mendapat bantuan sama sekali.
Baca SelengkapnyaPada malam Jumat Kliwon sering terdengar keramaian seperti pasar.
Baca SelengkapnyaSalah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Desa Mertelu dibuktikan dengan adanya petilasan Migit Tiban yang berasa di Dusun Beji, Desa Mertelu.
Baca SelengkapnyaCerita purnawirawan TNI putuskan pensiun dini demi majukan tanah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
Baca Selengkapnya