Terkenal sebagai Desa Paling Romantis di Jombang, Asal Usul Desa Pacarpeluk Ternyata Bukan Perkara Cinta
Pacarpeluk merupakan desa dengan potensi pertanian yang menjanjikan.
Desa ini memiliki lahan pertanian subur
Terkenal sebagai Desa Paling Romantis di Jombang, Asal Usul Desa Pacarpeluk Ternyata Bukan Perkara Cinta
Sejumlah desa di Indonesia memiliki nama yang unik. Nama-nama desa ini
dipengaruhi oleh kejadian pada masa lalu. Mengutip situs indonesia.go.id, di Jawa Timur ada dua nama desa yang unik. Salah satunya Desa Pacarpeluk di Kabupaten Jombang.
-
Apa yang unik dari Desa Budaya Pampang? Di Desa Budaya Pampang pengunjung nantinya akan dijelaskan makna dari setiap kesenian yang akan ditampilkan.
-
Kenapa Desa Pocong terkenal? Mengutip Instagram @indonesiago.id, Desa Pocong merupakan satu dari enam desa yang memiliki nama paling unik di Indonesia.
-
Mengapa Desa Bejijong disebut Kampung Majapahit? Desa Bejijong di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur diduga kuat merupakan lokasi ibu kota Kerajaan Majapahit pada masa silam. Kini, desa ini merupakan kawasan konservasi warisan Majapahit dan pariwisata strategis.
-
Bagaimana asal usul nama Desa Pocong? Konon, asal usul nama desa ini erat kaitannya dengan kejadian mistis.
-
Mengapa Desa Wisata Onje disebut cikal bakal Kabupaten Purbalingga? Dilansir dari Goodnewsfromindonesia.id, bisa dikatakan kalau Onje adalah cikal bakal dari Kabupaten Purbalingga. Desa ini menjadi tempat para pemimpin Purbalingga masih berasal dari keturunan Adipati Onje II.
-
Kenapa Desa Mekar Rahayu jadi desa wisata? 'Dengan kekayaan alam yang memesona, Desa Mekar Rahayu dinilai memiliki daya tarik yang besar untuk dikembangkan menjadi desa wisata.
Asal Usul
Desa Pacarpeluk sering disebut sebagai desa paling romantis di Jombang karena namanya. Padahal asal-usul penamaan desa ini tak berkaitan dengan persoalan cinta.
Mengutip situs desapacarpeluk.web.id, dulunya desa ini berupa hutan belantara. Pada satu waktu datang seorang pengembara bernama Mbah Wonoyudho yang berasal dari Jipang, Blora, Jawa Tengah.
Ia pun berniat membabat sebagian kawasan hutan untuk tempat tinggal.
Saat membabat hutan untuk pertama kalinya, dijumpai pohon kembang pacar yang biasa dibuat untuk mewarnai kuku. Daerah ini akhirnya diberi nama Dukuh (Dusun) Pacar.
Selang beberapa waktu, datanglah seorang pemuda pengembara bernama Kalam yang bermaksud untuk membantu Mbah Wonoyudho membabat hutan.
Menurut cerita, Kalam adalah seorang yang sangat alim. Ia kemudian dijodohkan dengan putri Mbah Wonoyudho yang bernama Kik Liyah.
Perluas Wilayah
Mbah Wonoyudho dibantu Kalam dan keempat putranya bekerja sama membabat hutan untuk memperluas wilayah pemukiman dan areal untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Asal Usul Nama Desa
Saat membabat hutan sebelah utara Dukuh Pacar, Mbah Wonoyudho bersama putra-putri dan menantunya bertemu seorang laki-laki tengah semedi di bawah pohon mangga. Laki-laki itu mengenakan kupluk kuncir dan membawa bekal nasi yang dikepeli kemudian dimakan dengan cara dipuluk dengan tangan.
Kejadian tersebut menginspirasi Mbah Wonoyudho memberi nama daerah yang baru dibabat hutannya sebagai Dukuh Peluk. Nama ini berasal dari istilah nasi sak kepel terus dipuluk.
Lurah atau pemimpin desa ini yang pertama bernama Prawiroyudho atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Konde, cucu Mbah Wonoyudho. Ia menjabat pada zaman penjajahan Belanda sekitar 1870-an.
Mbah Konde inilah yang memberi nama Desa Pacarpeluk dengan menggabungkan dua nama pedukuhan.
Kondisi Terkini
Mengutip situs pacarpeluk.id, Pacarpeluk merupakan desa dengan potensi pertanian yang menjanjikan. Lahan pertaniannya subur dan cocok untuk ditanami padi, jagung, sayuran, hingga buah-buahan.