Plesetan AHY ala Ahok, dibalas Agus 'Jangan pilih tukang gusur'
"Jangan sampai salah pilih, kalau salah pilih sengsaranya 5 tahun. Saya dan Mpok Sylvi akan berjuang, Jangan ada lagi rakyat yang digusur. Jangan pilih pemimpin yang suka gusur rakyat dan menyakiti rakyat," kata Agus saat berorasi dan bergerilya di Kelurahan Bungur, Senen, Jakarta Barat, Selasa (10/1).
Jelang pencoblosan Pilgub DKI yang bakal dilaksanakan 15 Februari mendatang, masing-masing calon kerap saling kritik dan melontarkan pernyataan di media. Beberapa waktu lalu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memplesetkan singkatan AHY yang harusnya Agus Harimurti Yudhoyono menjadi Ahok Hakul Yakin.
Hal itu dilakukan Ahok menanggapi pernyataan Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan yang mengklaim seluruh kantong suara sudah dikuasai pasangan Agus-Sylvi. Karenanya Hinca yakin Agus-Sylvi bakal menang Pilgub DKI.
"Enggak apa-apa. AHY kan artinya juga Ahok Hakul Yakin," kata Ahok sambil tersenyum di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Senin (9/1).
Selang sehari kemudian, Agus pun terang-terangan melontarkan pernyataan kerasnya agar pada 15 Februari mendatang warga tak salah pilih dengan memilih pemimpin yang suka menyakiti dan mengusur rakyat.
"Jangan sampai salah pilih, kalau salah pilih sengsaranya 5 tahun. Saya dan Mpok Sylvi akan berjuang, Jangan ada lagi rakyat yang digusur. Jangan pilih pemimpin yang suka gusur rakyat dan menyakiti rakyat," kata Agus saat berorasi dan bergerilya di Kelurahan Bungur, Senen, Jakarta Barat, Selasa (10/1).
Saat dikonfirmasi terkait pernyataan tersebut, Agus hanya berkomentar singkat. Dia meminta para wartawan menyimpulkan sendiri apa maksud dari pernyataannya itu.
"Ya simpulkan sendiri lah, Anda masa enggak ngerti," ujar Agus saat dikonfirmasi setelah berorasi.
Sebagaimana diketahui, pernyataan yang dimaksud Agus merujuk pada petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sebab dari ketiga kandidat Pilgub DKI, hanya Ahok saja yang berstatus Gubernur DKI Jakarta non-aktif.
Agus menambahkan bila dirinya nanti terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 15 Februari nanti dia akan menjadi pemimpin yang memberikan solusi terhadap kasus penggusuran. Sebab Agus meyakini pemimpin dalam mengentaskan kemiskinan harusnya bisa mengatasi bukan dengan menggusur dan memindahkan warga miskin.
"Jangan yang miskin makin miskin dan sengsara bahkan terusir dari kotanya sendiri. Itulah komitmen saya, membangun tanpa menggusur. Sekali lagi, membangun tanpa menggusur," tegas Agus.
"Bagaimana nasib mereka ke depan, kalau setiap kali terancam akan digusur dan kehilangan mata pencariannya. That is why I'm here, untuk menjadi seorang gubernur Jakarta yang benar-benar ingin mencintai rakyatnya," tutup Agus.