Plus minus JK jadi cawapres Jokowi
PDIP mengaku sudah memiliki kriteria figur yang cocok untuk mendampingi Jokowi dalam Pilpres.
Jusuf Kalla ( JK ) dianggap sosok yang cocok untuk mendampingi capres PDIP Joko Widodo maju dalam Pilpres, Juli mendatang. Namun, tak sedikit kalangan yang menilai JK tak cocok jadi cawapres Jokowi .
PDIP mengaku sudah memiliki kriteria figur yang cocok untuk mendampingi Jokowi dalam Pilpres. Ketua DPD PDIP Jawa Barat, TB Hasanuddin menuturkan cawapres mesti mampu menutupi kekurangan Jokowi .
"Konsep dasar pertamanya ialah, presiden itu kan manusia dia pasti punya kelebihan dan kekurangan. Maka seharusnya seorang cawapres itu harus mampu mensinergikan antara kekurangan dan kelebihan capres kami," kata Hasanuddin di Bandung, Minggu (13/4).
Berikut plus minus JK jadi cawapres Jokowi:
JK berpengalaman
Pengusaha Sofjan Wanandi mengharapkan koleganya, Jusuf Kalla, mau kembali maju bertarung dalam ajang pemilihan presiden dan wakil presiden. Bahkan, dia merasa sosok JK, sapaan Jusuf Kalla, sangat tepat jika disandingkan dengan Joko Widodo.
Menurut Sofjan, Jokowi saat ini harus mencari calon wakil presiden yang bisa mengangkat perolehan suaranya. Dia menilai JK cocok dan bisa melakukan hal itu.
"Yang sudah pengalaman itu tentu Jusuf Kalla. Yang terbaik buat dia," kata Sofjan kepada awak media di Pakarti Centre, Jakarta, Rabu (9/4).
Sofjan menganggap JK punya pengalaman segudang. Apalagi, lanjut dia, pengalaman JK sudah terbukti secara nasional dan internasional, ekonomi, dan bisa menjadi jembatan komunikasi politik Jokowi kepada partai-partai Islam.
"Karena Jokowi pengalamannya kan hanya Jakarta dan Solo. JK juga bisa bawa suara di luar Pulau Jawa. Dia populer di luar Pulau Jawa. Jadi saya pikir saya melihat JK," ujar Sofjan.
JK punya karakter sama dengan Jokowi
Mantan cagub DKI, Faisal Basri menilai Jusuf Kalla (JK) tak cocok jika dipasangkan dengan capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang. Sebab, Jokowi dan JK mempunyai latar belakang dan karakter yang hampir sama.
"Jokowi dan JK mempunyai latar belakang yang sama. Keduanya berasal dari pengusaha, selalu ingin cepat menyelesaikan masalah," ujar Faisal saat ditemui di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, Minggu (13/4).
Faisal mengakui JK memang memiliki banyak kelebihan. Namun kelebihan tersebut dimiliki juga oleh Jokowi. Keduanya, menurut Faisal tidak bisa saling melengkapi jika dipasangkan.
Topik pilihan: Quick Count Pemilu 2014 | Koalisi Pilpres 2014 | Pemilu Ulang
JK lebih tua dari Jokowi, pemerintahan akan terhambat
Peneliti senior bidang politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai jika PDI Perjuangan memaksakan menduetkan Jokowi dengan Jusuf Kalla (JK) sebagai calon wakil presiden, maka pemerintahan akan terhambat. Sebab perbedaan usia yang jauh antara Jokowi dan JK akan menimbulkan rasa sungkan dari Jokowi.
Siti Zuhro menyarankan agar PDI Perjuangan memasangkan Jokowi dengan Mahfud MD sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
"Mahfud MD adalah sosok yang egaliter, rekam jejaknya baik, dan usianya tidak terpaut jauh dengan Jokowi, sehingga bisa membangun kerja sama yang nyaman," kata Siti Zuhro usai diskusi 'Menakar Capres-Cawapres Jawa-Luar Jawa 2014' di Jakarta, Minggu (13/4).
Topik pilihan: Quick Count Pemilu 2014 | Koalisi Pilpres 2014 | Pemilu Ulang
Pasangan Jokowi-JK bisa jadi matahari kembar
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan apabila duet Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dipaksakan dalam Pilpres akan muncul 'matahari kembar' atau dualisme kepemimpinan.
"Kalau (dengan) JK, kelemahannya akan muncul matahari kembar. Karena itu bisa jadi ditekankan benar oleh PDIP dan Jokowi, bahwa JK tak boleh membuat keputusan. Itu caranya bila JK jadi cawapres Jokowi," ujar Arbi Sanit di Jakarta, Sabtu (12/4).
Menurut dia, yang menjadi cawapres Jokowi adalah sosok yang bisa melengkapi kekurangannya dan tidak memicu peluang terjadinya dua pengaruh kekuasaan presiden dan wakil presiden.
"JK memang memenuhi syarat, tapi kerawanannya ya itu muncul dualisme kepemimpinan. Biar aman JK gak boleh buat keputusan," ujar dia.