Politikus NasDem: Kalau berdasarkan kinerja Ahok sudah menang!
Akbar Faizal menilai gaya kepemimpinan Ahok sebagai hal baru di DKI.
Politisi NasDem Akbar Faizal tak menampik keunggulan kinerja Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurutnya, kecepatan Ahok dalam pembangunan infrastruktur serta reformasi birokrasi di DKI menjadi poin mengapa warga DKI tetap menginginkan Ahok untuk kembali memimpin di periode berikutnya.
Hal ini diyakini Akbar setelah melihat hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan peluang Ahok untuk terpilih di 2017 lebih tinggi dibanding calon lawan-lawannya. Meski belum menentukan pilihan akhir, warga DKI rupanya masih menginginkan Ahok kembali memimpin. Terbukti, dengan jawaban spontan (top of mind), 23,5 persen mereka memilih Ahok.
"Kalau berdasarkan pada kinerja Ahok sudah menang. Tapi pertanyaannya, apa warga butuh? Ya itu benar. Ini dipenuhi semua oleh Ahok," ujar Akbar dalam diskusi yang bertajuk 'Ahok dan penantang-penantangnya untuk DKI 1' di Hotel Sari San Pasifik, Jakarta Pusat, Rabu (14/10).
Gaya kepemimpinan Ahok dilihatnya sebagai hal baru di DKI. Sebagai parameter untuk daerah-daerah lainnya di Indonesia, keberanian dan kinerja Ahok bagi dia merupakan suatu hal yang tak diduga-duga dan menjadi hal yang bisa memenangkannya nanti dalam pemilihan.
"Ahok memberi pandangan baru pada politik. Dia tidak terjebak pada politik uang. Dia tidak terjebak dalam penceritaan. Dia mau kita tidak terjebak dalam wilayah abu-abu. Dia labrak semua ini. Oleh Karena itu, siapa pun yang berniat lawan Ahok berhadapan dengan parameter yang dibutuhkan warga," kata dia.
Dari semua hal positif Ahok, anggota Komisi III DPR tetap meminta Ahok untuk memperhatikan apa yang menjadi tanggung jawab besarnya yakni mengatasi kemacetan di Jakarta. Jika tak segera diatasi, maka bukan tidak mungkin hal itu bisa menjadi kekuatan lawan untuk mengalahkan Ahok nantinya.
"Kemacetan sudah bahaya mulai sebelum dia juga sampai dia. Jika tidak, dia harus bereskan ini," papar dia.
Meski demikian, Akbar mengaku hasil survei SMRC bukan satu-satunya patokan yang memenangkan Ahok. Waktu yang masih lama dan potensi yang tersembunyi para calon lawan bisa menjadi peta baru dalam pemilihan nantinya.
"Apalagi ada nama baru yang muncul seperti Adiyaksa dan Sandiago. Kita juga belum tahu apa yang dibuat Sandiago kan. Ini masih lama. Masih banyak potensi," pungkas dia.