Politikus PDIP: Prabowo dan Airlangga Harus Cari Koalisi untuk Jadi Capres
Anggota DPR Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira menilai, dinamika politik masih cair. Semua kemungkinan masih bisa berubah dalam perjalanan pilpres 2024.
Anggota DPR Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira menilai, dinamika politik masih cair. Semua kemungkinan masih bisa berubah dalam perjalanan pilpres 2024.
"Belum ada yang pasti juga. Semuanya masih terbuka dan kemungkinan ada variabel pengubah yang bisa saja terjadi dalam perjalanan menuju 2024," katanya lewat pesan, Rabu (13/10).
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Kapan Prabowo Subianto menghadiri Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
Sebelumnya, poros Gerindra dan PDIP melawan Golkar diprediksi akan terjadi pada Pemilu 2024. Poros Gerindra akan mengusung Prabowo-Puan, sementara poros Golkar mengusung Airlangga Hartarto dan koalisinya.
Andreas menyebut, baiknya saat ini parpol koalisi fokus bekerja mengatasi masalah pandemi. Dia mengatakan, urusan capres-cawapres PDIP merupakan hak prerogatif Ketum Megawati Soekarnoputri.
"Kita kerja saja dulu, dukung pemerintahan Jokowi mengatasi pandemi. Hasil survei sekadar referensi, keputusan capres ada di wilayah prerogatif Ketua Umum," katanya.
Andreas melanjutkan, baik Golkar maupun Gerindra juga harus mencari mitra koalisi untuk memenuhi syarat pencalonan presiden. Gerindra sendiri telah mendorong Prabowo Subianto untuk maju capres. Begitu juga Golkar yang menjagokan Airlangga Hartarto.
"Baik Prabowo maupun Airlangga harus mencari mitra koalisi karena secara normatif partainya tidak memenuhi presiden threshold. Sehingga membutuhkan dukungan partai lain untuk memenuhi threshold 20 persen," tutur Andreas.
Menurutnya, Airlangga dan Prabowo memang lebih leluasa menentukan sikap politik partainya untuk pilpres 2024. Sebab, keduanya adalah ketua umum partai politik.
“Sebagai ketum dari masing-masing partainya, baik pak Prabowo maupun pak Airlangga tentunya lebih berpeluang dan lebih memungkinkan untuk secara decisive memutuskan diri sendiri menjadi Capres atau Cawapres," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno meyakini, Gerindra dan PDIP bakal berkoalisi di Pemilu 2024. Calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal diusung yakni Prabowo dan Puan Maharani.
Adi meyakini, Gerindra bisa masuk ke semua parpol dalam upaya membentuk koalisi. Namun dia yakin, Gerindra akan tetap berkoalisi dengan PDIP.
"Tapi kalau melihat portofolionya bisa dikunci PDIP, karena kan Puan-Prabowo, atau Prabowo-Puan, kan begitu," ujar Adi saat dihubungi, Senin (11/10).
Adi mengatakan, pasangan Prabowo-Puan sangat mungkin berhadapan dengan capres dari Partai Golkar. Diketahui, Golkar dalam hasil Rapimnas menyatakan bakal menjagokan sang ketum Airlangga Hartarto menjadi calon presiden 2024.
"Golkar misalnya bisa masuk ke PKB dan Demokrat karena ketum mereka juga mengincar. Bahkan PPP juga di situ, kan mulai dijodoh-jodohin tuh Airlangga-Cak Imin atau Airlangga-Suharso," ujarnya.
Adi menyebutkan, tiga partai yang secara tradisi memasang calonnya dalam setiap pilpres, termasuk nantinya di 2024.
Ketiganya yakni PDIP, Gerindra dan Golkar yang saat ini merupakan tiga besar partai politik dengan jumlah kursi signifikan di parlemen.
"PDIP sudah bisa maju sendiri, Golkar dan Gerindra tinggal cari satu atau dua partai lagi untuk menggenapi ambang batas presiden, dan dua partai ini punya tradisi maju," jelasnya.
Adi mengatakan, partai lain di luar ketiga partai ini tentu akan kesulitan karena perolehan suara partai mereka kecil, dan elektabilitas ketum tidak signifikan.
Dia mencontohkan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tidak terlampau signifikan elektabilitasnya, hanya di kisaran angka 5 persen. Angka ini berbeda jauh dengan Prabowo.
"Airlangga boleh kecil elektabilitasnya, tapi partainya besar, artinya ada bargaining position. AHY serba tanggung, partainya juga tidak sampai dua digit, bargainnya itu tidak VIP, tapi kalau Golkar, PDIP, Gerindra, itu bargainnya VIP," jelas dia.
Baca juga:
'Lawan Anies, Prabowo Bisa Kalah Lagi di Pilpres'
VIDEO: Reaksi Ganjar saat Pendukungnya Disindir 'Celeng' Oleh PDIP Soal Pilpres 2024
Demokrat Harap Pilpres 2024 Tidak Hanya Diikuti Dua Paslon
Sandiaga Potensial, Tapi Gerindra Tetap Ngotot Capreskan Prabowo di 2024
NasDem, PAN dan PPP Bisa Buat Poros Baru
PKB: Kita Senang Kalau Prabowo Nyapres Lagi