Politisi Demokrat beberkan kesuksesan Ahok selama pimpin Jakarta
Politisi Demokrat beberkan kesuksesan Ahok selama pimpin Jakarta. Hayono mengatakan, perubahan yang terjadi bukan hanya dalam hal infrastruktur saja, tetapi juga manusianya. Karena program KJP dan KJS merupakan bukti mereka adalah pemimpin yang memikirkan rakyat kelas bawah.
Politisi Partai Demokrat Hayono Isman memberikan dukungannya kepada calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama. Alasannya, karena dia baru melihat perubahan yang cukup signifikan setelah pemerintahan Ali Sadikin, baru terjadi saat Joko Widodo memimpin ibu kota.
Hayono mengatakan, perubahan yang terjadi bukan hanya dalam hal infrastruktur saja, tetapi juga manusianya. Karena program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) merupakan bukti bahwa mereka adalah pemimpin yang memikirkan rakyat kelas bawah.
"Terlihat betul perbedaan mencolok, saya menangkap Pak Basuki melayani rakyat biasa. Kalau kita-kita puji Tuhan, kita bisa mengatasi masalah sendiri. KJP dan KJS dibuat kartu serius bukan hanya menghabiskan anggaran saja, bisa sampai rakyat biasa," katanya di Jakarta, Minggu (12/3).
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini mengungkapkan, Basuki atau akrab disapa Ahok itu juga dengan tegas menegakkan hukum yang ada. Bahkan terkadang, ketegasan dalam menjaga konstitusi membuatnya marah dan menggunakan kata-kata tegas kepada oknum birokrasi.
"Saya cermati, beliau berani menegakkan hukum. Yah saya harus katakan, Basuki dia bicara keras sering kali agak kelewatan, ditujukan pada siapa? Bukan rakyat biasa, tapi oknum birokrasi yang menyimpang dan melanggar sumpahnya sebagai pegawai negeri," ujarnya.
Hayono mengungkapkan, pada masa pemerintahan Jokowi-Ahok memang ada perubahan stigma bagi pegawai negeri sipil (PNS). Di mana yang awalnya bermalas-malasan melayani, kini sigap dan cepat dalam memberikan pelayanan kepada warga ibukota.
Dia mengaku, pembenahan tersebut merupakan strategi yang harus out of the box dilakukan sebagai pemimpin. Jangan sampai nantinya Jakarta dipimpin oleh orang yang inginnya lurus-lurus saja tetapi tidak terjadi perubahan dalam pembangunan dan pelayanan bagi warga.
"Selama mampu melayani rakyat biasa. melakukan langkah out of the box, tapi tidak melanggar aturan. Karenabanyak gubernur tertib tapi gak ada kemajuan. Jokowi dan Ahok bisa melakukan hal out of the box. sayangnya kekuasaan menjadi sesuatu yang diperebutkan. Kalau niat baik kita syukuri, banyak yang mendapatkan kekuasaan melakukan kegiatan yang menyimpang," tutupnya.
Baca juga:
Soal insiden penolakan Djarot di Haul Soeharto, ini kata Timses Ahok
Kata kubu Anies soal jenazah nenek Hindun disalatkan di rumah
Haji Lulung: Tidak mendukung Anies-Sandi sama saja kami mengkhianati
Djarot: Berbeda boleh tapi jangan paksa kehendak, apalagi isu SARA
Ini penjelasan Djarot kenapa Ahok kampanye diam-diam di putaran dua
Dikeluhkan warga, Djarot tegaskan RPTRA buka 24 jam
Djarot ditolak jemaah, Anies sebut jadi pemimpin jangan melecehkan
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.