Politisi PDIP sebut Megawati kaget ada Ahok di acara peluncuran buku
'Ahok itu tak diundang. Namun sebagai negarawan tidak mungkin tamu yang datang diusir," ungkap Basarah.
Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengungkapkan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak mengundang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam peluncuran bukunya. Megawati justru kaget Ahok datang dalam lauching buku Megawati dalam Catatan Wartawan, Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat' di Gedung Arsip Nasional, Jakarta kemarin.
"Ahok itu tidak diundang, makanya Bu Megawati kaget dia datang. Karena tak ada undangan tapi itu lah etika orang timur, sebagai negarawan tidak mungkin tamu yang datang diusir," ungkap Basarah saat dihubungi, Kamis (24/3).
Basarah juga mengungkapkan bahwa, datangnya Ahok kemarin bukan karena sinyal dukungan PDIP untuk maju menjadi gubernur dalam Pilgub DKI 2017 mendatang. Sedangkan terkait buku yang dihadiahkan pada Ahok, hal tersebut hanya karena PDIP sebagai partai pengusung Jokowi-Ahok dulu.
"Peluncuran buku dan kehadiran Ahok tak ada kaitannya dengan Pilkada. Perihal buku, saya kira kaitannya dalam kapasitas dengan gubernur. Jabatan gubernur itu PDIP kan masih tanggung jawab Pemda DKI karena dia diusung PDIP juga. Pemberian buku, diusulkan penulis. Lalu Bu Mega menyetujui," tuturnya.
Anggota komisi III DPR ini juga menjelaskan, hingga saat ini Ahok dan Megawati memiliki kedekatan emosional yang sangat erat. Namun hubungan personal tersebut tidak serta-merta membuat PDIP tergesa mendukung Ahok.
"Secara personal kan tidak ada masalah Ahok, Mega, dan PDIP yang lain. Tapi kita pisahkan hubungan pribadi dan hubungan organisatoris dan hubungan politik," pungkasnya.
Baca juga:
Ahok: Saya bukan diundang Megawati tapi sama wartawan
Politisi PDIP sebut ada yang ingin adu domba Megawati dan Ahok
PDIP masih mungkin usung Ahok di Pilgub DKI, tergantung hal ini
Cerita Sekjen PDIP di balik peluncuran buku Megawati
Hindari mahar politik, PDIP larang Ahok ikut lelang buku Megawati
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Siapa yang ingin mencegah pertemuan Prabowo dan Megawati? Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Immanuel Ebenezer alias Noel mengungkapkan ada sosok di internal PDIP yang berupaya menghalangi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sosok di internal PDIP itu adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
-
Siapa yang ingin bertemu dengan Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.