Politisi PPP: Nyapres, Jokowi tak punya etika politik dan norma
DPRD DKI menilai tak tepat pencapresan Jokowi. Banyak masalah Ibu Kota yang perlu segera diselesaikan.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) telah mendeklarasikan dirinya menjadi calon presiden dari PDIP. Jokowi dinilai telah mengingkari janjinya untuk memimpin Jakarta selama lima tahun.
Selain itu, majunya Jokowi sebagai calon presiden tidak pernah berkonsultasi dengan DPRD DKI Jakarta sebagai mitra gubernur dalam menjalankan roda pemerintahan. Anggota DPRD DKI Jakarta Maman Firmansyah menilai Jokowi tidak memiliki etika politik dan norma pemerintahan. Alasannya, Jokowi tidak menanggap DPRD DKI ada.
"Dia tidak ada etika politiknya, norma pemerintahan. Jokowi tidak ada basa-basinya dengan DPRD DKI saat mau nyapres. Pamitan dengan dewan pun tidak. Jadi, sama sekali tidak pernah menganggap DPRD DKI itu ada," ujar Maman yang ditemui di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (19/5).
Politisi PPP menegaskan gubernur dan DPRD merupakan mitra strategis untuk menjalankan roda pemerintahan. Seharusnya, lanjut dia, ada komunikasi yang baik antara Jokowi dan DPRD. "Harus ada komunikasi yang baik. Jangan sampai menafikkan salah satu di antaranya," kata dia.
Ketua Komisi C DPRD DKI ini menjelaskan Jokowi juga tidak mematuhi Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam UU tersebut, gubernur dan wagub berkewajiban menjaga norma dan etika pemerintahan.
"Di Permendagri juga jelas bahwa gubernur berkewajiban menjaga stabilitas pemerintahan," jelas dia.
Menurut Maman, saat ini Jakarta bukan hanya Ibu Kota negara tetapi juga menjadi pusat pemerintahan di Indonesia. Selain itu, Jokowi juga menyerahkan tugas dan wewenangnya secara terbatas ke wagubnya, Ahok.
"Padahal, ada persoalan penting yang harus ditangani. Seperti pada Juni dan Juli nanti ada Paripurna APBD perubahan. Sementara, kewenangan wagub hanya terbatas. APBD perubahan DKI dan penetapan, kan harus dilakukan," pungkas dia.
Baca juga:
Ini alasan Jokowi tunda tes kesehatan capres di RSPAD
Kader Golkar dukung Jokowi-JK, ancaman Ical tak laku
Poempida: Tak masuk akal Golkar dukung Prabowo-Hatta
4 Alasan JK lebih dipilih dibanding Abraham Samad
4 Humor seputar capres cawapres
Mereka yang menantang keputusan partainya soal capres
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Bagaimana menurut PKS, pertemuan Jokowi dengan para capres bisa membangun persatuan Indonesia? Dia menilai, jika pertemuan antara Jokowi dan ketiga kandidat capres terkuat itu terlaksana, maka persatuan Indonesia akan semakin baik. Sebab, seluruh tokoh terlihat bekerja sama membangun bangsa. "Bagus, saya senang itu. Itu berpikir matang dan dewasa. NKRI ini negara lagi baik-baik. Segala sesuatu kalau digabung dengan pemikiran-pemikiran positif untuk membangun NKRI ke depan itu positif."
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.