Poros ketiga diprediksi terbentuk usai Jokowi tentukan Cawapres
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR ini mencontohkan koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai yang mengajukan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Cawapres Jokowi. Hidayat sempat mendengar jika keinginan tidak diakomodir akan mengalihkan dukungannya dari petahana.
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengatakan poros ketiga masih bisa terbentuk. Kemungkinan itu bisa terwujud ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menentukan calon Wakil Presiden (Cawapres).
"Artinya mungkin saja ketika Pak Jokowi menyampaikan calon Wakil Presiden-nya bukan dari partai yang mengajukan, bisa saja partai itu bergabung membentuk poros ketiga. Itu secara teoritis mungkin," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/5).
-
Kenapa BPH Migas dan Gubernur Sulawesi Utara menandatangani PKS? "Penandatanganan PKS ini dalam rangka pengendalian konsumen agar tepat sasaran. BPH Migas perlu menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah sebagai pihak yang mengetahui konsumen pengguna di wilayahnya yang berhak untuk mendapatkan JBT dan JBKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati.
-
Bagaimana KPK menetapkan Eddy Hiariej sebagai tersangka? Hasilnya, Hakim menyatakan status 'tersangka' Eddy tidak sah karena tidak memenuhi dua alat bukti yang cukup berdasarkan pasal 184 ayat 1 KUHAP.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa KPK memeriksa Eddy Hiariej? Eddy Hiariej diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi.
-
Apa alasan PKS mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman? "Kami optimis, insya Allah sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang menang besar," pungkasnya.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Menurutnya, ketika Jokowi menentukan Cawapres yang tidak sesuai dengan keinginan partai pengusungnya maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan. Karena hampir semua koalisi Jokowi mengajukan nama Cawapres.
"Ya bukan apa-apa, karena kan ketika kemudian sekarang kan yang ingin menjadi calon Wakil Presiden Pak Jokowi kan juga banyak bangetkan. Hampir semua partai kecuali NasDem yang tidak menyampaikan siapa calon Wakil Presiden dari NasDem," ungkapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR ini mencontohkan koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai yang mengajukan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Cawapres Jokowi. Hidayat sempat mendengar jika keinginan tidak diakomodir akan mengalihkan dukungannya dari petahana.
"Kemungkinan itu wajar saja dalam politik kemudian bahkan kan dari kubu Pak Muhaimin ada yang sudah menyuarakan kalau enggak diterima oleh Pak Jokowi mau ke Pak Prabowo," tutup Hidayat.
Baca juga:
SBY beri sinyal pemimpin baru, Gerindra tak yakin ada poros ketiga
Sekjen PAN nilai pidato SBY soal pemimpin baru amanah bermakna ganda
PAN setuju wacana SBY lahirkan pemimpin baru di Pilpres 2019
PKB sebut poros tiga tergantung keseriusan Demokrat sebagai juru kunci
SBY sebut akan ada pemimpin baru, sinyal bentuk poros ketiga?
Akan bahas poros ketiga dengan SBY, PKS ingin minimalisir perpecahan