PPP: Demokrat terkesan ragu bisa menang bersama Prabowo
PPP menghormati hak politik Demokrat tersebut. Tetapi sejak berdiri, menurut Awiek, posisi Demokrat selalu ingin berada di pemerintahan. Baru di Pilpres 2019, Demokrat akan menegaskan diri sebagai oposisi.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi menilai sikap Demokrat memberikan dispensasi kepada kader mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin menunjukkan keraguan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bisa menang di Pilpres 2019. Sebab, kata Awiek sapaan Baidowi, saat ini dukungan publik lebih banyak ke Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Namun publik akan melihat hal mereka terkesan ragu bisa menang bersama Prabowo," kata Awiek saat dihubungi merdeka.com, Senin (10/9).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
PPP menghormati hak politik Demokrat tersebut. Tetapi sejak berdiri, menurut Awiek, posisi Demokrat selalu ingin berada di pemerintahan. Baru di Pilpres 2019, Demokrat akan menegaskan diri sebagai oposisi.
"Mohon maaf alamnya Demokrat sejak berdiri ini di pemerintahan, baru periode ini mereka berada di luar tapi juga enggak mau disebut oposisi. Maka dari itu kalau ternyata kalah di pilpres besok, maka akan benar-benar berada di luar," tegasnya.
Partai Demokrat memberikan dispensasi kepada DPD Demokrat di sejumlah Provinsi jika mendukung Joko Widodo dan KH Ma'aruf Amin. Hal ini pun bertolak belakang karena Demokrat telah resmi mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief membantah bila Demokrat main dua kaki soal dukungan politik Pilpres. Menurutnya, Demokrat memperhitungkan Pileg untuk menjaga suara masyarakat.
"Kan ada suara partai harus diperhitungkan supaya gak hilang. Kan kita perlu untuk Pileg. Jadi sudah dibicarakan juga dengan Pak Prabowo di beberapa daerah kita tidak main dua kaki. Bukan. Tapi memang misalnya kayak di NTT atau di Bali atau di Papua kan memang di sana juga bukan basis Prabowo," katanya di Jl Mega Kuningan Timur VII, Jakarta, Minggu (9/9).
Menurutnya, Demokrat baru disebut berkhianat jika tidak mendukung di daerah yang basisnya dikuasai Prabowo.
Baca juga:
PAN sindir Demokrat: Kalau ada dispensasi, apa makna kebersamaan di kubu Prabowo?
PKS yakin Demokrat all out menangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019
Bantah 'main dua kaki', Demokrat beri dispensasi kader DPD dukung Jokowi demi Pileg
Demokrat sebut Buni Yani punya kapasitas gabung Timses Prabowo-Sandiaga
Demokrat sebut Djoko Santoso ingin AHY jadi Wakil Ketua Tim Kampanye Prabowo