PPP pelototi iklan dan berita TV yang tak proporsional
'Total spot iklan MNC sebanyak 306 iklan, 297 buat iklan capres dan partainya sedangkan untuk partai lain hanya 9 kali.'
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pelototi dan melakukan penelitian terhadap tayangan iklan dan berita yang disiarkan di stasiun televisi. Ada enam TV yang mana pemiliknya berafiliasi terhadap partai politik, yakni MNC, Global TV, RCTI, Tv One, ANTV dan Metro TV.
Pada bulan September, ada 180 hari siaran berita politik dan iklan (6 TV x 30 hari). Dan sangat minim stasiun-stasiun TV tersebut menyiarkan berita atau iklan partai lain.
"Total spot iklan MNC sebanyak 306 iklan, 297 untuk iklan capres dan partainya sedangkan untuk partai lain hanya 9 kali. Untuk RCTI spot iklan sebanyak 290 kali dan tidak ada satu pun untuk partai lain. Global TV spot iklan sebanyak 297 kali dan tidak ada satu pun untuk partai lain," jelas Sekjen PPP M Romahurmuziy dalam diskusi di Bawaslu, Jakarta, Jumat (29/11).
Lebih lanjut, Romi sapaan Romahurmuziy menambahkan, untuk TV One spot iklan sebanyak 393 kali dan semuanya iklan dan berita untuk kepentingan Partai Golkar. Tak ada satu pun iklan dari partai politik lainnya.
"Metro TV spot iklan sebanyak 37 kali dan tidak ada satu pun untuk partai lain. Dan ANTV spot iklan sebanyak 298 kali dan tak ada satu pun untuk partai lain," kata Romi.
Sedangkan untuk frekuensi berita, kata Romi, sebanyak 39 berita politik di MNC ada 22 kali yang memberitakan partai lain (selain Hanura). Kemudian untuk RCTI dari sebanyak 43 berita, sebanyak 21 kali memberitakan Partai Hanura dan capresnya. Selanjutnya Global TV, dari 52 berita ada sebanyak 33 kali berita politik yang menyiarkan Partai Hanura dan sisanya partai-partai lain.
"Metro TV ada sebanyak 160 berita politik dan 22 kali untuk partai afiliasinya. ANTV ada 36 berita dan 10 kali untuk partai afiliasinya. Sehingga yang terbentuk citra partai lain tidak bekerja dan partai yang terafiliasi lah yang bekerja," tutupnya.
Seperti diketahui, sejumlah stasiun TV yang ada di Indonesia dimiliki oleh pentolan-pentolan partai politik peserta pemilu 2014. Sebut saja seperti Surya Paloh yang juga Ketua Umum Partai NasDem dengan Metro TV, Harry Tanoesoedibyo sebagai Cawapres Partai Hanura dengan MNC grup, Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar dengan TV One dan ANTV.