PPP sebut Pilgub DKI bukti parpol legowo tak usung kader
Dari tiga calon gubernur tersebut, tak ada satu pun yang merupakan kader dari partai politik. Calon wakil gubernur pun hanya ada dua yang merupakan kader partai politik, yaitu Djarot Saiful Hidayat yang merupakan kader PDIP dan Sandiaga Uno yang kader Partai Gerindra.
Kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 bakal diperebutkan oleh tiga pasangan calon. Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Dari tiga calon gubernur tersebut, tak ada satu pun yang merupakan kader dari partai politik. Calon wakil gubernur pun hanya ada dua yang merupakan kader partai politik, yaitu Djarot Saiful Hidayat yang merupakan kader PDIP dan Sandiaga Uno yang kader Partai Gerindra.
Menanggapi hal tersebut, Wasekjen PPP Ahmad Baidowi membantah tiga pasangan calon gubernur DKI yang merupakan non kader partai merupakan suatu bukti adanya kelemahan kaderisasi di tiap partai maupun seluruh partai politik minim figur yang dapat 'dijual' untuk warga Ibu Kota. Dia menilai, justru hal itu patut dipuji untuk partai politik karena mengusung calon non politisi.
"Jadi partai politik salah satu kuncinya adalah melakukan rekruitmen politik. Partai politik ini bersifat terbuka, memberikan ruang yang sama besar baik sesama kader maupun non kader untuk berkompetisi menjadi pemimpin di Ibu Kota. Jadi tidak bisa dipandang sebagai kegagalan politik," kata Baidowi usai mengisi sebuah diskusi di Jakarta, Senin (26/9).
Politikus PPP ini menambahkan, partainya yang memutuskan menjadi salah satu pengusung pasangan Agus-Sylviana membuktikan bahwa partai politik legowo memilih calon non kader demi membuka ruang untuk maju Pilkada melalui partai politik.
"Dipandang sikap kelegowoan parpol untuk memberikan kesempatan yang sama besar ke publik," katanya.
Anggota Komisi II DPR ini menambahkan, poros Cikeas yang diisi oleh Partai Demokrat, PAN, PKB, dan PPP telah mengambil pertimbangan yang sangat matang dalam mengusung putra sulung SBY tersebut di Pilkada DKI. Dengan kata lain, dia juga membantah bahwa Agus Yudhoyono merupakan 'kelinci percobaan' oleh ayahnya sendiri, yaitu SBY.
"Kalau ada yang beranggapan seperti itu (Agus eksperimen Cikeas) ya silahkan, namanya anggapan. Karena kita memutuskan Mas Agus dengan pertimbangan yang matang. Diskusinya panjang. Sekitar semingguan," tandasnya.