Prabowo dikabarkan minta jatah tujuh menteri, Fadli Zon tegaskan 'Itu bohong'
Waketum Gerindra Fadli Zon membantah kabar yang menyebut bahwa Prabowo meminta jatah tujuh menteri jika digandeng sebagai cawapres untuk mendampingi capres Joko Widodo. Menurutnya, upaya penggiringan opini Prabowo tidak mencalonkan diri sebagai capres karena munculnya kekhawatiran Jokowi akan kalah.
Waketum Gerindra Fadli Zon membantah kabar yang menyebut bahwa ketua umumnya yakni Prabowo Subianto meminta jatah tujuh menteri jika digandeng sebagai cawapres untuk mendampingi capres Joko Widodo. Kabar itu datang dari pemberitaan di media asing yang menyebut pertemuan Luhut Binsar Panjaitan dengan mantan Danjen Kopassus itu tidak tercapai kesepakatan. Prabowo disebut meminta jatah tujuh kursi menteri dan mengomandoi militer.
"Saya kira enggak ada itu. Itu bohong. Kalau pertemuan ya biasa saja. Tapi tidak ada cerita soal tujuh menteri," ucap Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (17/4).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Fadli menegaskan pertemuan itu hanya antar teman. Menurutnya, Luhut tidak berkapasitas sebagai kepanjangan tangan Jokowi untuk melakukan lobi politik. Lagipula, kata dia, Luhut tidak bisa memberikan keputusan strategis dalam pencalonan Jokowi.
"Apa posisinya pak Luhut kok bisa menentukan, emang pak Luhut presiden? Pak luhut kan kawan saja, bukan utusan presiden. Saya kira bukan sebagai utusan presiden. Jadi enggak ada cerita itu untuk apa pak Prabowo minta-minta itu. Enggak ada cerita itu," tegas Fadli.
Fadli memastikan tidak ada niatan Prabowo untuk menjadi cawapres siapapun. Menurutnya, upaya penggiringan opini Prabowo tidak mencalonkan diri sebagai capres karena munculnya kekhawatiran Jokowi akan kalah, kalau pertarungan keduanya terjadi.
"Karena mereka khawatir kalau pak Prabowo lawan pak Jokowi lagi pasti Pak Prabowo menang. Itu saya kira kami punya keyakinan itu," ucapnya.
Sebelumnya, media Asia Times mengabarkan bahwa Luhut dan Prabowo telah bertemu sebanyak tiga kali. Dalam pertemuan terakhir pada 6 April silam. Pertemuan tersebut adalah upaya mencalonkan Jokowi dengan Prabowo sebagai pasangan capres dan cawapres.
Namun, Luhut menolak tawaran yang diajukan oleh Prabowo langsung. Prabowo dikatakan mengajukan diri jika diberikan mandat memegang militer juga tujuh kursi menteri.
Baca juga:
Hidayat Nur Wahid khawatir kebocoran data Facebook pengaruhi hasil Pilpres
Waketum Gerindra: Nama yang diusulkan PKS layak dampingi Prabowo
PKS: Apakah mandat capres dari Gerindra akan Prabowo pakai sendiri?
Demokrat gabung koalisi Jokowi atau Prabowo, asal AHY cawapres
Gerindra bantah Prabowo minta jatah 8 kursi menteri saat bertemu Luhut