Prabowo Dinilai Butuh Pendamping Teknokrat Muslim Moderat
Perlu dicari figur yang mengerti segala hal bersangkutan dengan teknis penyelengaraan negara.
Perlu dicari figur yang mengerti segala hal bersangkutan dengan teknis penyelengaraan negara.
Prabowo Dinilai Butuh Pendamping Teknokrat Muslim Moderat
Idealnya, seorang calon wakil presiden (cawapres) tidak hanya muncul dengan kekuatan elektabilitas guna mendukung keterpilihan calon presiden (capres) nya. Cawapres seharusnya datang dengan derajat konstitusionalnya yang bukan sekadar ‘ban serep’.
Pengajar Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas), Syafrizal Rambe mengatakan, Prabowo saat ini membutuhkan pendamping seorang teknokrat berpengalaman.
Syafrizal menegaskan, dengan kian kompleksnya tugas konstitusional negara ke depan, prinsip meritokrasi menjadi hukum besi yang makin niscaya dalam urusan memilih sosok cawapres.
- Bersama Khofifah Hadiri Pengukuhan Guru Besar Kehormatan Unisma, Prabowo: Saya Merasa NU Menjaga Islam yang Moderat
- Prabowo Sebut Indonesia Beruntung Punya Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia, Jokowi dan Habib Luthfi
- Cak Imin Sambut PAN Gabung Dukung Prabowo Capres: Sudah Berpuluh-puluh Tahun Berdiskusi, Baru Kali Ini Berkoalisi
- Budiman Sudjatmiko Merapat ke Prabowo, Sinyal Perpecahan Kader PDIP Dukung Ganjar?
“Yang diperlukan Prabowo, dengan kekuatan Partai Golkar (Golongan Karya) dan jaringan SBY (Susilo Bambang Yudhono) yang telah merapat dan mendeklarasikan dukungan, sejatinya adalah seorang teknokratis, intelektual, dan cendekiawan yang menguasai aspek ketatanegaraan serta kepemerintahan,” kata Syafrizal, Kamis (28/9).
Syafrizal mengingatkan, meski Konstitusi menyatakan tugas wapres adalah membantu presiden, tugas dan wewenangnya jauh lebih kompleks dibanding seorang menteri yang juga seorang pembantu presiden.
Untuk itulah, perlu dicari figur yang secara meritokrasi jelas mumpuni, mengerti segala hal yang bersangkutan dengan teknis penyelengaraan negara, seorang intelektual, sekaligus idealnya mewakili komunitas besar tertentu.
Pengamat politik dari Lembaga Riset Publik (LRP), Muhammad Al-Fatih. Bagi Al-Fatih, selain datang dari internal parpol pengusung, Profesor Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling mumpuni untuk membantu Prabowo pada tugas-tugas presidensinya.
“Ketua Umum PBB (Partai Bulan Bintang) yang selama ini senantiasa mendukung Prabowo, yakni Prof Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling tepat. Yusril adalah seorang negarawan, intelektual, dan politisi yang pernah tiga kali menjabat menteri strategis di bawah tiga presiden yang berbeda. Yusril juga punya segudang pengalaman di dunia internasional,” ujar Al-Fatih.
Al-Fatih menunjuk peran Yusril ikut menyusun berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memimpin delegasi Indonesia ke berbagai pertemuan internasional, serta pernah menjadi Presiden Asia-Africa Legal Consultative Organization yang berkedudukan di New Delhi.
Yusril juga sosok politisi Islam moderat yang diterima oleh semua golongan. Ia menunjuk pernyataan almarhum Gus Dur yang pernah mengatakan bahwa kakek Yusril ialah ulama Nahdlatul Ulama (NU) kultural, meski ayah Yusril seorang Masyumi.
Karena itu, Yusril akrab dengan amalan-amalan keagamaan yang dipraktikkan kalangan NU. Tidak heran Yusril akrab dengan keluarga Hadratusyeikh Hasyim Asy'ari, mulai dari Pak Ud, Gus Dur, dan Gus Solah.