Prabowo-Hatta soroti impor pangan dalam debat pamungkas
Menurut Martin Hutabarat, kebijakan impor yang sangat besar tidak berpihak pada petani dalam negeri.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan selenggarakan debat capres-cawapres terakhir sebelum memasuki masa tenang jelang pilpres 9 Juli mendatang.
Debat pamungkas tersebut akan digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu 5 Juli mendatang pukul 20.30, dengan Rektor Universitas Diponegoro Sudharto P Hadi sebagai moderator. Debat terakhir ini akan membahas soal pangan, energi, dan lingkungan.
Anggota Timses Prabowo - Hatta, Martin Hutabarat mengatakan, kebijakan impor pangan yang berlebihan akan menjadi sorotan dari pasangan Prabowo - Hatta. Menurutnya, kebijakan impor yang sangat besar tidak berpihak pada petani dalam negeri.
"Impor pangan sudah Rp 170 triliun, kalau kita impor makanan sebesar itu sama saja kita beri kesejahteraan pada petani negara lain," kata Martin di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (4/7).
Martin mengatakan, pasangan Prabowo-Hatta akan mengevaluasi kebijakan impor pangan serta memaksimalkan potensi pertanian Indonesia. "Impor pangan akan kita tinjau dan buat agar pangan bisa diproduksi petani di negara kita," imbuh Martin.
Untuk mendukung programnya tersebut, lanjut Martin, pasangan nomor urut 1 ini akan menggandeng perbankan, asuransi dan perusahaan pupuk agar lebih dapat dijangkau oleh para petani.
"Kita ajak bank. Pembiayaan selalu jadi problem utama bagi mereka. Kita buat asuransi yang jamin produktivitas petani tak terganggu akibat bencana. Misal ada bencana banjir dan ada asuransi dan bisa dikembalikan pinjamannya. Soal hukum. Petani kita dorong ada saham di perusahaan pupuk yang kita dirikan," papar Martin.
Terkait dengan energi dan lingkungan, Martin mengatakan, Prabowo - Hatta akan mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan serta meningkatkan produksi bio etanol.
"Energi itu kita dorong energi terbarukan dan terdorong dengan produktivitas petani. Misal etanol, bisa dibuat dari tebu, aren, gandum. Kita dorong supaya mereka menanam sebanyak-banyaknya," tutur Martin.