Prabowo: Kalau Saya Tidak Pantas, Jangan Didukung
Meski demikian, Prabowo mengaku tidak sungkan meminta doa dan restu kepada ulama dan tokoh agama yang ditemuinya dalam setiap kesempatan.
Calon Presiden Prabowo Subianto menghadiri undangan Silaturahmi Nasional keluarga besar ormas Islam Indonesia Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (25/11). Dalam pidatonya, Prabowo kembali menegaskan, kedatangannya ke Pondok Pesantren Hidayatullah hanya memenuhi undangan. Bukan ajang untuk berkampanye apalagi meminta dukungan.
"Saya Prabowo Subianto pertama-tama mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Hidayatullah yang telah mengundang saya untuk menghadiri atau menyapa silaturahmi nasional Hidayatullah 1440 hijriah 2018," kata Prabowo.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa yang ditawari menjadi Cawapres Prabowo? Demi Indonesia Gemoy, Ini Jawaban Lucu Cipung Ditawari Jadi Cawapres Prabowo Belakangan, dunia maya tanah air dihebohkan oleh kabar kocak yang menjadikan Rayyanza Malik Ahmad alias Cipung sebagai sosok Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam Pemilihan Umum 2024.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
Dia menekankan, dirinya menaati syarat syarat calon presiden sejak ditetapkan sebagai calon presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Salah satunya soal ketentuan berkampanye.
"Jadi saya tidak akan bicara politik. Saya juga tidak memberi pidato lama-lama dan saya juga dimana-mana punya kebiasaan saya tidak minta dukungan sebagai calon presiden," terangnya.
"Bagi saya ustaz, kiai harus ada di atas semua golongan. Kemudian kiai, ulama, ustaz adalah guru yang saya hormati, guru akan memilih keputusan yang terbaik pada saat yang terbaik untuk umatnya untuk bangsanya dan untuk negaranya. Karena itu saya tidak minta dukungan," sambung Prabowo.
Meski demikian, Ketua Umum Gerindra itu mengaku tidak sungkan meminta doa dan restu kepada ulama dan tokoh agama yang ditemuinya dalam setiap kesempatan.
"Sebagai manusia kalau datang ke kiai, ulama tidak salah kalau minta doa untuk merestui niat saya, hajat saya, itikad saya yang ingin berbakti dan mengabdi kepada rakyat Indonesia ingin berbuat yang terbaik untuk berkhidmat kepada rakyat ingin berbuat yang terbaik untuk negara bangsa yang saya cinta ini. Itu saja doa yang saya minta," ungkapnya.
Mantan Danjen Kopassus itu juga meminta didoakan supaya selalu berbakti untuk bangsa Indonesia. Dia pun legowo bila tidak dipilih rakyat maupun jika dianggap melenceng dari dasar negara dan tuntunan agama.
"Kalau saya tidak pantas, jangan lah saya didukung. Mungkin itu juga untuk menyelamatkan saya. Tapi kalau dinilai saya dapat bermanfaat pada saatnya tentunya saya percaya saya akan didukung oleh para ulama dan kyai dan yang saya hormati," pungkas Prabowo.
Baca juga:
Prabowo Akan Jadi Pembicara di The Economist The World Singapura
Prabowo: Ketika Dikirim ke Daerah Perang Saya Was-was, Cari Kiai Minta Didoakan
Ziarah di Bondowoso, Prabowo Kenang Perjuangan Kiai Ma'shum
Yusril Tantang Prabowo Sumpah Pocong soal 'Partai Buatan Bowo'
Tiap Bulan, Gerindra Publikasi Jumlah Sumbangan dari 'GalangPerjuanganPS'
Sekjen PDIP: Prabowo Pemimpin yang Tidak Paham Sejarah