Pramono Anung Cerita Zaman PDIP di Luar Pemerintah: Kita Oposisi Betulan
PDI Perjuangan (PDIP) telah mengecap cukup banyak pengalaman dalam sejarah perpolitikan tanah air. Tak hanya tampil sebagai partai penguasa, PDIP juga pernah berada di luar pemerintah.
PDI Perjuangan (PDIP) telah mengecap cukup banyak pengalaman dalam sejarah perpolitikan tanah air. Tak hanya tampil sebagai partai penguasa, PDIP juga pernah berada di luar pemerintah.
Sekjen PDIP 2005-2010 Pramono Anung menjelaskan, dalam masa-masa di luar pemerintahan, PDIP selalu berupaya menjadi oposisi yang berkualitas. PDIP selalu konsisten dengan pilihan politiknya.
-
Apa yang dikatakan Anang Hermansyah tentang bergabungnya ia dengan PDIP? Mendapat pujian seperti itu, suami Ashanty tidak mempermasalahkan akan berjuang bersama Krisdayanti di masa yang akan datang. "Baiklah, nggak masalah," kata Anang Hermansyah di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, pada Minggu (10/9/2023).
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa Megawati menunjuk Pramono Anung sebagai Cagub? Rano pun sempat menganalisi di balik keputusan Mega menunjuk Pramono yang menjabat sebagai Seskab di Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, sebelum ada pengumuman bisik-bisik di PDIP yang mencuat nama Anies Baswedan dan Basuki T Purnama.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menarik Pramono Anung ke hadapan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Mengapa Anang Hermansyah bergabung dengan PDIP? Krisdayanti merespons dengan positif keputusan mantan suaminya untuk bergabung dengan PDIP dan mencalonkan diri di Pemilu 2024. Menurutnya, partai memerlukan figur berpengalaman seperti Anang untuk memenangkan satu kursi di DPR-RI.
"Mau jadi oposisi, oposisi betulan. Mau jadi bagian dari pemerintah, ya kita support betulan," ujarnya dalam perayaan HUT Megawati, dalam tayangan YouTube, Minggu (24/1).
Pramono menambahkan, peran sebagai oposisi dimainkan dengan sungguh-sungguh. Kritik yang dilontarkan pun mesti berbobot. Dengan begitu pemerintah betul-betul mendapatkan suplai kritik dan solusi yang bisa dijalankan.
"Kalau kita misalnya mengkritik tentang sesuatu, kita tidak hanya mengkritik tetapi kita memberikan solusi alternatif. Harusnya begini. Tapi itu kan pilihan. Dalam pemerintahan selalu ada pilihan," terang Sekretaris Kabinet itu.
"Seperti sekarang ini kalau kritiknya hanya sekadar 'tidak mau ini', 'tidak mau itu', itu kita tidak terlalu persoalkan. Tapi kalau kritiknya kemudian di lapangan juga nampak, di DPR juga nampak, di publik di media juga nampak, maka itu akan dihormati orang," ujarnya.
Megawati Bekerja Tak Mengenal Waktu
Dalam kesempatan itu, Pramono juga mengungkapkan kenangan terkait sosok Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Salah satu hal yang bisa menggambarkan Mega, yakni bekerja tanpa mengenal waktu.
"Jadi kalau yang sudah pernah menjadi Sekjen pasti tahu, ibu (Megawati) orang yang tidak pernah mengenal waktu. Bisa pagi, bisa siang, bisa tengah malam. Bahkan saya pernah dipanggil jam 2 pagi. Dan itu hal yang biasa," kata Pramono.
Pramono bahkan membandingkan kerja Sekjen PDIP dengan Sekjen partai lain. Dia meyakini bahwa Sekjen PDIP merupakan Sekjen yang paling sibuk.
"Jadi kalau kita mau membandingkan dengan Sekjen-Sekjen lain, saya yakin pasti Sekjen PDI Perjuangan adalah Sekjen yang paling sibuk di antara sekjen partai yang lain," ungkap dia.
"Tapi kita merasa itu suatu kenikmatan bisa menjadi bagian perjalanan partai ini dan kepemimpinan ibu yang sangat kuat," imbuh dia.
Menjadi orang yang dekat dengan Megawati membuatnya belajar banyak hal. Terutama sikap untuk selalu mengedepankan kepentingan partai.
"Ibu mengajarkan banyak hal terutama kepada saya kepada Mas Tjahjo, kepada Pak Hasto dan kita siapapun Sekjen-nya kita support untuk ke depan," tegas dia.
"Sekarang ini saya dan Mas Tjahjo kalau dilihat dalam perjalanan partai hampir tidak mau ikut campur urusan internal Sekjen tapi kita support apapun yang dilakukan oleh Sekjen, oleh partai," tandas dia.
(mdk/bal)