Pramono Optimis Elektabilitasnya Bisa Naik Hingga 48 Persen
Menurut Pramono, faktor penentunya adalah pemilih swing voters.
Calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung optimis elektabilitas dirinya bersama Rano Karno berpeluang naik hingga 48 persen. Menurut dia, faktor penentunya adalah pemilih swing voters.
Pramono mengacu pada hasil dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan elektabilitas Pramono Anung-Rano Kano berada di angka 41,6 persen.
Dalam survei LSI, sebanyak 14,4 persen pemilih belum menentukan pilihan. Menurut dia, jika dihitung secara proporsional, elektabilitas mereka bisa mencapai 48 persen.
"Kalau dilihat proporsional yang belum menentukan pilihan itu kan 14,4 persen. Kalau dibagi proporsional sesuai dengan elektabilitas dan sebagainya, ya mungkin kami di posisi 48 persen," ujar dia kepada wartawan, Kamis (24/10).
Kendati begitu, Pramono mengatakan, hasil survei tersebut tidak boleh mengurangi semangat kerja tim. Dia memastikan, akan terus blusukan untuk memanfaatkan waktu yang kini tersisa satu bulan.
"Beberapa tempat akan kami lakukan penebalan aktivitas yang lebih, karena memang perlu kehadiran saya ataupun Bang Doel di tempat-tempat itu," tutur Pramono.
"Juga, mungkin beberapa akan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat ataupun orang yang memang punya pengaruh dan punya akar di tempat itu," tandas dia.
Hasil survei LSI terbaru yang digelar 10-17 Oktober 2024 menunjukkan, Pramono Anung-Rano Karno unggul dari Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekunbdan Kun Wardana. Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas 41,6%, disusul Ridwan-Suswono 37,4% dan Dharma-Kun 6,6%.
"Ketika responden ditanya kalau Pilkada DKI Jakarta diadakan hari ini, siapa yang akan ibu dan bapak pilih? Hasilnya Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas paling tinggi, disusul tempat kedua Ridwan-Suswono dan tempat ketiga Dharma-Kun," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, saat merilis hasil survei LSI di Channel YouTube LSI Live, Rabu (23/10) siang.
Djayadi mengatakan, alasan utama responden memilih Gubernur DKI Jakarta adalah pengalaman di pemerintahan (23,1%), jujur bersih dari korupsi (15,4%), dan sudah ada bukti nyata hasil kerjanya (11,5%).
Apabila melihat hasil berbagai survei Pilkada Jakarta yang ada, terhitung sejak survei LSI (6-12 September 2024), lalu Poltracking (9-15 September 2024), Charta Politika (19-24 September 2024), dan terbaru Survei LSI (10-17 Oktober 2024), maka ada kecenderungan elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono turun, Pramono-Rano naik, dan Dharma-Kun stagnan.
"Dari temuan hasil survei ini menunjukkan putaran kedua sangat mungkin terjadi. Hal ini bila melihat ada 14,5% responden yang belum menentukan pilihan. Jadi belum ada yang dapat 50% + 1," kata Djayadi.
Djayadi memprediksi, paslon yang bisa masuk putaran kedua adalah Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono.
"Ada kemungkinan Pramono-Rano terus naik dan Ridwan-Suwono bisa turun. Atau bisa juga rebound Ridwan-Suswono naik maka kemungkinan dua putaran sangat mungkin," kata Djayadi.
Meski begitu, Djayadi mengatakan, bisa juga Pilkada Jakarta berlangsung satu putaran kalau tren Pramono-Rano yang dalam 1 bulan elektabilitasnya naik 13% terus berlanjut.
"Kalau naik lagi 13% pada November nanti maka bisa saja satu putaran bagi kemenangan Pramono Anung dan Rano Karno," kata Djayadi.
Djayadi mengatakan, baik dua putaran maupun satu putaran, sama-sama mungkin terjadi dan belum tahu siapa yang akan jadi pemenang di Pilkada Jakarta 2024.