Poltracking di Pilkada Jabar: Swing Voters Dedi Mulyadi-Erwan Tinggi, Pemilih Masih Mungkin Berubah
Survei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada tanggal 8-14 September 2024 dengan wawancara tatap muka langsung terhadap 1200 responden.
Lembaga Poltracking Indonesia merilis hasil survei terkait potensi kemenangan pasangan calon (paslon) Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024. Sejauh ini, calon gubernur-wakil gubernur Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan memiliki elektabilitas tertinggi, namun dengan swing voters yang juga cukup besar.
“Mengingat pilkadanya masih dua bulan dan swing votersnya juga cukup tinggi, maka masih mungkin ada perubahan fluktuasi,” tutur Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR dalam paparan rilis survei, Kamis (26/9/2024).
Hanta mengulas soal kemantapan pemilih, bahwa elektabilitas paslon Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina sebanyak 5,2 persen dengan 41,5 persen merupakan strong voters dan 52,8 persen swing voters. Kemudian elektabilitas Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie sebanyak 11,8 persen dengan strong voters 57,9 persen dan swing voters 38,8 persen.
“Dari 11,8 persen pemilih Ahmad Syakhu-Ilham Habibie strong voters lebih tinggi. Pemilih Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan juga tinggi strong votersnya, tetapi kemungkinan berubah pilihan juga sama keduanya masih tinggi,” jelas dia.
Elektabilitas Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan sendiri merupakan yang tertinggi yakni 65,9 persen, dengan strong voters sebanyak 56,9 persen dan swing voters 38,0 persen. Sementara Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja memperoleh 2,9 persen, namun dengan 36,7 persen strong voters dan 60,0 persen swing voters.
Adapun perubahan pilihan tersebut berpotensi terjadi antara lain pada masa kampanye sebanyak 40,6 persen; hari H pelaksanaan pemilihan sebanyak 32,9 persen; pada masa tenang 11,2 persen; dan saat penetapan calon 7,3 persen.
“Tetapi jaraknya memang cukup jauh ketertinggalannya, cukup dominan pemilih Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan,” Hanta menandaskan.
Survei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada tanggal 8-14 September 2024 dengan wawancara tatap muka langsung terhadap 1200 responden. Populasi survei merupakan warga Provinsi Jawa Barat yang sudah memiliki hak pilih, yakni berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah.
Metode sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Surveyor merupakan minimal mahasiswa yang sudah mendapatkan pelatihan dari tim pusat.
Adapun tahap validasi data yaitu membandingkan data demografi hasil survei dengan data sensus Badan Pusat Statistik Tahun 2020.