Presiden Minta Parpol Cepat-Cepat Deklarasi Capres, Demokrat: Ojo Kesusu
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengungkapkan, rencana deklarasi Koalisi Perubahan batal dilaksanakan pada 10 November 2022 mendatang.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengungkapkan, rencana deklarasi Koalisi Perubahan batal dilaksanakan pada 10 November 2022 mendatang. Hal ini, dikarenakan Partai Demokrat dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan memiliki agenda partai masing-masing.
Terkait hal itu, Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, partainya tidak ingin terburu-buru dalam mengambil sikap. Karena, hal itu akan menjadi kurang bagus jika dilakukan dengan cara tergesa-gesa.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa isi dari Pakta Tripartit? Perjanjian ini mengakui dan menghormati kepemimpinan Jerman dan Italia di Eropa, dan Jepang di Asia Timur Raya. Perjanjian ini juga menjanjikan bantuan bersama jika salah satu negara penandatangan diserang oleh Amerika Serikat, yang saat itu masih netral.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Kenapa PKS merasa perlu menjalin komunikasi dengan partai lain untuk Pilkada Jakarta? Namun, Syaikhu menyadari bahwa PKS tidak bisa sendirian mengusung calon di Pilkada karena jumlah kursi yang dimiliki belum memenuhi syarat.
-
Bagaimana PNM memberdayakan nasabah? PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya.
"Kalau di Demokrat itu kan selalu kita sampaikan ya enggak usah buru-buru lah, komunikasi itu kan penting setiap saat, setiap waktu, dan itu keniscayaan politik. Tapi untuk buru-buru juga kan kurang bagus. Ayolah kita lihat sama-sama perkembangannya," kata Hinca kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/11).
"Ayolah kita lihat sama-sama perkembangannya, lagi-lagi masih jauh. Masih panjang dan karena itu biarkan komunikasi berjalan, tim-tim kecil berjalan. Soal waktu soal yang lain-lain biarkan itu mengalir apa adanya," sambungnya.
Ia mengaku, bakal ada waktunya untuk melakukan deklarasi. Karena, memang pihaknya tak mau terburu-buru meski ada yang ingin cepat untuk melakukan deklarasi.
"Meskipun selalu presiden bilang cepat-cepat ayo dong deklarasi-deklarasi, tapi juga bilang ojo kesusu. Ya jadi caranya dinamika politik aja komunikasi antar partai biasa. Kami juga di parlemen juga bicara, nanti ada waktunya saat janur kuning naik toh," ujarnya.
Lalu, saat ditanyakan kembali 10 November 2022 nanti terlalu cepat untuk melakukan deklarasi. Ia pun justru malah membagikan pengalamannya saat menjadi Sekjen era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Gini saya ini punya pengalaman sebagai Sekjen Demokrat mendampingi Pak SBY toh kami juga punya pengalaman semua partai, ujungnya adalah pada saat-saat nanti mendekati momentnya. Dan sekarang kita anggap dinamika politik komunikasi sana sini warna warni demokrasi nah itu biasa-biasa saja. Yang pasti 10 November hari pahlawan," ucapnya.
Selain itu, saat disinggung Partai Nasional Demokrat (NasDem) membuka opsi untuk tidak deklarasi koalisi bersamaan. Menurutnya, hingga saat ini Demokrat masih melakukan komunikasi.
"Ya sudah biarin saja, dari Demokrat juga saya sampaikan kami berkomunikasi dan terus bekerja. Saya kira semua partai akan konsolidasi dengan serius mempersiapkan pesta demokrasi, masih panjang," ungkapnya.
Saat ditanyakan kembali apakah akan melakukan deklarasi pada akhir tahun 2022 mendatang. Dirinya mengaku belum memastikan hal tersebut.
"Bisa akhir tahun, bisa kapan saja kan. Yang penting gini, kalau anda ingin melamar harus bener dulu semua. Kondisi sudah oke, ini hari ini anggap aja dulu bagaimana bercakap-cakap," jelasnya.
Menurutnya, deklarasi pada menit-menit akhir lebih nikmat dilakukannya. Hal ini disamakan seperti dalam sebuah pertandingan sepakbola.
"Kita ini dianggap besok pagi sudah mau kiamat, enggak lah masih panjang. Semua masih bisa terjadi. Kalau kita main bola, sehebat hebat cetak gol di babak awal, lebih sedap mencetak di babak akhir," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengungkapkan rencana deklarasi Koalisi Perubahan pada 10 November nanti batal dilaksanakan. Hal tersebut, karena Partai Demokrat dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan memiliki agenda partai masing-masing.
"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama. Karena memang satu, PKS akan rapat Majelis Syuroh itu akhir tahun Desember, kedua, Mas AHY dan kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu. Ya kita tunggulah ya, tentu kita harus menghormati mekanisme partai, bagaimana masing-masing partai," kata Willy, kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/11).
(mdk/ded)