Presidium penyelamat Partai Golkar siap islah dengan kubu Ical
Leo menambahkan, sejumlah syarat harus dipenuhi jika islah bisa terwujud.
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Leo Nababan mengatakan, kubu Agung Laksono bersedia melakukan mediasi dan islah dengan Aburizal Bakrie (Ical) seperti himbauan Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar. Kendati demikian, menurut Leo mediasi harus disertai sikap ketulusan dan saling terbuka.
"Kami siap islah dan turut asas," katanya, Jumat, (28/11).
Leo menambahkan, sejumlah syarat harus dipenuhi jika islah bisa terwujud. Pertama, islah harus bisa mewujudkan Partai Golkar yang demokratis dalam penyelenggaraan musyawarah nasional (Munas) yang salah satu agendanya adalah pemilihan ketua umum.
"Segala bentuk dukungan yang ada selama ini kepada calon ketua umum dinihilkan, dinolkan dan ini harus ditandatangani hitam di atas putih," ujarnya.
Lebih jauh, Leo mengatakan syarat islah tersebut pernah disampaikan Agung Laksono kepada kader senior Partai Golkar Jusuf Kalla. "Pak JK menyambut baik syarat dari islah yang ditawarkan Pak Agung Laksono terhadap konflik di tubuh Partai Golkar ini," katanya.
Syarat kedua menurut Leo ialah memberikan kebebasan kepada seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta seluruh ormas sayap Partai Golkar untuk menentukan pilihannya di munas nanti. Menurut Leo, kandidat yang mendapat dukungan suara minimal 30 persen langsung masuk pada putaran pemilihan kedua untuk bertarung menjadi ketua umum.
"Jadi nanti model pemilihannya melalui pemungutan suara secara tertutup. Semua kader boleh maju dalam tahapan pemilihan. Usulan ini sudah sesuai dengan apa yang ada di konstitusi. Jadi bukan pakai cara lisan, tiba-tiba langsung aklamasi," katanya.
Di samping itu, Leo juga meminta Partai Golkar mengembalikan hak-hak kader Partai Golkar yang selama ini dipecat oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie karena dianggap berbeda pandangan.