Rakyat susah zaman Jokowi parpol diberi dana Rp 1 triliun
"Saya khawatir permintaan uang Rp 1 triliun satu rangkaian dengan pelemahan KPK," kata Ray Rangkuti.
Wacana setiap partai politik mendapat bantuan keuangan sebesar Rp 1 triliun per tahun dari APBN menuai kritik. Usulan ini dinilai tidak pantas jika melihat sumbangsih partai politik untuk kepentingan publik.
"Agak miris dengan perilaku partai. Banyak partai tidak menjadi advokasi publik tapi uang selalu ditambah terus. Partai tidak sensitif," ujar Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti kepada merdeka.com, Selasa (10/3).
Terlebih selama ini, kata Ray, uang partai politik yang berasal dari negara sangat sulit disentuh. Seharusnya, kata Ray, jika ada penambahan dana parpol juga harus berkomitmen membuat laporan.
"Parpol dibubarkan karena tidak buat laporan pertanggungjawaban yang baik dan benar," tuturnya.
Jika melihat situasi saat ini, Ray justru khawatir menambah dana parpol ini sejalan dengan kriminalisasi terhadap KPK. Ini, kata Ray, bisa saja dilakukan agar nantinya tidak ada pengawasan terhadap uang tersebut.
"Saya khawatir permintaan uang Rp 1 triliun satu rangkaian dengan pelemahan KPK. Supaya nanti KPK enggak terlalu garang terhadap uang tersebut," katanya.
Ray mendorong agar partai politik memberi bukti dapat mengakomodir kepentingan rakyat. Apalagi kondisi perekonomian saat ini masih membuat sebagian rakyat sengsara.
"Partai lupa lakukan dua hal, advokasi kepentingan publik dan transparansi dalam pengelolaan uang negara," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mewacanakan setiap partai politik mendapat bantuan keuangan sebesar Rp 1 triliun per tahun dari APBN. Tjahjo menilai pembiayaan parpol oleh APBN merupakan political will yang diperlukan, karena parpol merupakan tempat perekrutan kepemimpinan nasional dalam negara demokratis.
"Dengan rincian 1 parpol misalnya maksimal Rp 1 triliun, setelah adanya hasil pemilu parpol yang memenuhi treshold 2019 misalnya," kata Tjahjo yang menekankan hal ini merupakan pendapat pribadinya, Senin (9/3).
Baca juga:
PKS sebut dana parpol 1 triliun potensi rampok keuangan negara
Dukung kucuran Rp 1 T, ketua DPR yakin parpol gak bakal korupsi lagi
Beragam reaksi partai politik soal kucuran dana Rp 1 T
NasDem tolak dana parpol Rp 1 T, Gerindra dan PAN masih mengkaji
Dana parpol Rp 1 T, Demokrat dan Hanura dukung, PPP minta diatur UU
JK sebut bantuan dana untuk parpol besar dan kecil tidak bisa sama
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Apa pesan Sandiaga Uno untuk para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.