Rangkuman Debat Pilpres Perdana Anies: Sindir Hukum Bengkok Sampai Debat Panas Lawan Prabowo
Momen panas debat capres terjadi ketika Anies dan Prabowo saling berhadapan
Debat perdana Pilpres 2024 telah digelar di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (12/12) malam
Rangkuman Debat Pilpres Perdana Anies: Sindir Hukum Bengkok Sampai Debat Panas Lawan Prabowo
Debat perdana antar calon presiden yang berlangsung pada, Selasa (12/12) malam, ini membawakan tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan pelayanan publik, penanganan disinformasi dan kerukunan warga.
Berikut rangkuman penyampaian gagasan Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan. Mulai dari singgung hukum di Indonesia yang bengkok, sampai momen panas dengan Calon Presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto.
1. Anies Singgung Hukum Bengkok, Singgung Cawapres Gibran sampai Pendukung Prabowo Tewas di Pemilu 2019
Pemaparan visi misi Anies diawali dengan menyinggung kondisi hukum di Indonesia. Ia mengkritik hukum hanya menguntungkan penguasa. Banyak aturan ditekuk untuk kepentingan pemegang kuasa.
"Ini harus dipegang teguh kepada pemegang kekuasaan baik di puncak dan jajaran. Tapi apa yang terjadi? banyak aturan ditekuk sesuai dengan kepentingan yang sedang memegang kekuasaan. Ini harus diubah, ini harus diubah," ujar Anies.
Anies menawarkan perubahan supaya Indonesia dikembalikan menjadi negara hukum, bukan negara kekuasaan. Mantan gubernur DKI Jakarta ini melihat, hukum yang seharusnya tegak lurus, malah bengkok. Karena hukum hanya tajam ke bawah, tumpul ke atas.
"Pada saat ini hukum harus tegak. Inilah hukum, dalam kenyataannya bengkok. Dia tajam ke bawah tumpul ke atas. Ini tidak boleh didiamkan dan harus diubah. Karena itu kita mendorong perubahan,"
kata Anies
Anies menyindir bagaimana banyak milenial dan generasi z yang menerima kekerasan ketika menyuarakan suara kelompok termarjinalkan dan kritik terhadap pemerintah justru berhadapan dengan kekerasan dan gas air mata. Padahal, saat ini ada sosok milenial yang menjadi calon wakil presiden, yaitu Cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka.
"Bila kita saksikan hari ini ada satu orang milenial bisa menjadi cawapres. Tetapi ada ribuan milenial, generasi z yang peduli pada anak-anak bangsa yang peduli pada mereka yang termarjinalkan ketika mereka mengungkapkan pendapat ketika mereka mengkritik pemerintah justru dihadapi dengan kekerasan dihadapi dengan benturan dan bahkan gas air mata. Apakah kondisi ini dibiarkan? Tidak, kita harus lakukan perubahan,"
tegasnya.
Selanjutnya, Anies menyinggung kasus Harun Al Rasyid, pemuda pendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Ia tewas dalam kerusuhan ketika pendukung Prabowo protes hasil Pemilu 2019. Anies sampai mendatangkan ayah dari Harun dalam debat malam ini.
"Apa yang terjadi? dia tewas sampai hari ini tidak ada kejelasan. Apakah itu akan dibiarkan? Tidak. Harus diubah," ujar Anies.
2. Solusi Anies Tangani Masalah di Papua
Anies memaparkan sejumlah solusi untuk penanganan masalah di Papua. Pertama, Anies mendorong penyelesaian pelanggaran HAM yang terjadi di Bumi Cendrawasih.
Kedua, masalah yang berulang terjadi di Papua harus diselesaikan tanpa kekerasan. Tetapi dengan menghadirkan keadilan. Ketiga, perlu ada dialog yang koparitisipatif.
"Karena ketika bicara kekerasan, di Jakarta saja ada tiga pandangan. Ada menganggap ini terorisme, ada yang menganggap ini separatisme, ada yang menganggap ini kriminal. Di kita, di Jakarta ada perbedaan pandangan, apa permasalahannya? Masalah utamanya adalah tiadanya keadilan di tanah Papua, itu masalahnya,"
papar Anies.
3. Program Hotline Paris
Anies memperkenalkan sebuah program bernama Hotline Paris. Yaitu pelayanan pengacara gratis bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum.
Menurut Anies, masyarakat kebingungan ketika menjadi korban kekerasan, karena tidak tahu harus melapor kemana untuk mendapatkan bantuan hukum.
"Kami akan menyediakan pelayanan pengacara gratis yang kami sebut Hotline Paris untuk membantu rakyat yang mengalami masalah dan akan didampingi pengacara negara." ujarnya.
4. Banyak Beri Izin Bangun Tempat Ibadah di Jakarta
Anies memamerkan hasil kerjanya di Jakarta ketika ditanya masalah sulitnya pemberian izin membangun tempat ibadah yang disampaikan oleh Prabowo. Anies mengklaim menjadi yang paling banyak memberikan izin sepanjang sejarah gubernur Jakarta.
Misalnya, banyak izin pendirian Gereja mandek selama 30 tahun dituntaskan. Kelompok agama dari Islam, Kristen Hindu, Budha yang kesulitan izin, juga diselesaikan dengan komunikasi dan diberikan izin beribadah.
"Sepanjang sejarah Gubernur Jakarta, yang paling banyak memberi izin mendirikan rumah ibadah adalah Gubernur Anies Baswedan," ujar Anies.
5. Dorong UU Perampasan Aset untuk Miskinkan Koruptor
Anies memaparkan salah satu solusi pemberantasan korupsi adalah dengan mengesahkan UU Perampasan Aset. Supaya, para koruptor dibuat jera dengan dimiskinkan.
"Korupsi dijeratkan dengan undang-undang perampasan aset disahkan dan hukumannya mengikuti kemiskinan," kata Anies.
Mantan menteri pendidikan ini juga mengungkit bahwa pemimpin KPK harus memiliki standar etika yang tinggi.
"Dengan begitu maka bukan hanya aparat penegak hukum, tapi seluruh rakyat ikut memerangi korupsi. Gerakan anti korupsi harus menjadi gerakan semesta yang melibatkan seluruh rakyat. Keempat adalah standar etika untuk pimpinan KPK harus standar yang tinggi,"
kata Anies.
6. Kebebasan Berpendapat Menurun Drastis
Pada saat menjawab rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik, Anies mengungkap yang jadi masalah adalah terjadinya penurunan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi hari ini.
Dalam demokrasi itu, harus ada kebebasan berbicara, oposisi yang bebas mengkritik pemerintah, dan transparansi serta netralitas ketika pemilu.
"Dan kalau kita saksikan akhir-akhir dua hal ini mengalami problem. Kita saksikan bagaimana kebebasan berbicara menurun termasuk mengkritik parpol. Dan angka demokrasi kita menurun, indeks demokrasi kita, bahkan pasal-pasal yang memberikan kewenangan untuk digunakan secara karet kepada pengkritik," jawabnya.
Kemudian Anies menyinggung adanya UU ITE atau Pasal 14, 15 UU No.1 Tahun 1946. "Itu semua membuat kebebasan berbicara terganggu. yang kedua oposisi minim sekali adanya. Dan sekarang ujiannya adalah besok bisakah Pemilu diselenggarakan secara netralitas dengan adil dan jujur," kata Anies.
7. Debat Anies vs Ganjar Soal IKN
Anies merespon pertanyaan Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo terkait pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN. Ganjar mengawali pertanyaan dengan menyinggung masalah terjadi di Jakarta, seperti kemacetan, kepadatan penduduk, sampai polusi.
Menurut Anies, masalah di Jakarta tidak seharusnya diselesaikan dengan ditinggalkan.
"Kalau ada masalah jangan ditinggalkan, diselesaikan. Itu filosofi nomor satu. Jadi ketika di Jakarta menghadapi masalah, masalah lingkungan hidup, lalu lintas, kepadatan penduduk. Ditinggalkan tidak membuat otomatis selesai, justru ini harus dibereskan," kata Anies.
Dengan memindahkan ibu kota ke Kalimantan juga tidak ada jaminan akan bebas dari masalah. Malah akan menimbulkan masalah baru.
"Terkait IKN, ketika kita memiliki masalah urgen di depan kita. Di Kalimantan sendiri kebutuhan untuk membangun sekolah yang rusak sangat banyak. Membangun kereta api atau jalur tol antar kota di Kalimantan itu urgen. Yang merasakan dari uang itu siapa? rakyat. Sementara yang kita kerjakan hanya membangun tempat untuk aparat sipil negara bekerja, bukan untuk rakyat dan bukan pusat perekonomian," kata Anies.
8. Momen Panas Anies Hadapi Prabowo
Momen panas debat capres terjadi ketika Anies dan Prabowo saling berhadapan. Diawali dengan pertanyaan panelis soal pembenahan partai politik. Anies menjawabnya dengan bicara masalah menurunnya demokrasi.
Prabowo menilai pernyataan Anies tersebut berlebihan. Ketua umum Gerindra ini mengungkit ketika Anies diusung hingga menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Mas Anies, Mas Anies, mas Anies agak berlebihan," ujar Prabowo.
"Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu. Mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa. Saya yang mengusung bapak," tegas Prabowo
Prabowo melanjutkan dengan menyindir Anies tidak bakal menjadi gubernur apabila demokrasi tidak berjalan. Sampai membawa nama Presiden Joko Widodo.
"Kalau Jokowi diktator, anda tidak jadi gubernur. Saya waktu itu oposisi, anda ke rumah saya kita oposisi, anda terpilih," kata Prabowo yang membawakannya dengan emosional.
Anies menjawab santai pernyataan Prabowo. Ia justru menyindir balik Prabowo yang dinilai tidak tahan menjadi oposisi. Sebagai catatan, Prabowo dan Gerindra masuk pemerintahan mendukung Jokowi setelah kalah di Pemilu 2019.
"Sayangnya tidak semua tahan untuk berada menjadi oposisi seperti disampaikan Pak Prabowo. Pak Prabowo tidak tahan menjadi oposisi," sindir Anies.
Anies mengatakan, Prabowo tidak kuat menjadi oposisi karena tidak bisa leluasa berbisnis. Ia mengingatkan kekuasaan lebih dari soal bisnis.
"Apa yang terjadi, beliau sendiri menyampaikan ketika tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha, maka harus dalam kekuasaan. Kekuasaan lebih dari soal bisnis, kekuasaan lebih dari uang, kekuasaan adalah kehormatan menjalankan kedaulatan rakyat," ujar Anies.
Prabowo semakin emosional dan nadanya meninggi. Ia sampai memberikan gestur menunjuk-nunjuk ke Anies.
"Dan saya tidak takut tidak punya jabatan Mas Anies. Sorry ye. Sorry ye," kata Prabowo. Terlihat, Gibran di belakangnya sampai berdiri dan mengangkat-angkat tangannya.
"Mas Anies, Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya sudah mati untuk negara ini," tegas Prabowo.