Rapat Dugaan Kecurangan Pemilu, Prabowo-Sandi Undang Dubes Negara Sahabat
"Ini bukti-bukti bahwa kami memang menyampaikan secara apa adanya, komprehensif, holistik, terbuka. Nanti silakan ada yang bertanya dan berdialog. Semua dipaparkan secara lugas, transparan, dan terbuka. Ini cara yang baik dan bijak supaya masyarakat menilai dan mengetahui," jelasnya.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi akan menggelar rapat khusus dan terbuka membahas dugaan kecurangan Pemilu 2019, Selasa (13/5). Dalam rapat khusus ini, BPN mengundang banyak pihak mulai dari tokoh masyarakat, media, dan lainnya. Rapat akan digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Jubir BPN, Ahmad Riza Patria menyampaikan, rapat ini digagas oleh Ketua BPN, Djoko Santoso. Dalam rapat ini akan dipaparkan bukti dugaan kecurangan yang telah dikumpulkan pihaknya.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
"Ini bukti-bukti bahwa kami memang menyampaikan secara apa adanya, komprehensif, holistik, terbuka. Nanti silakan ada yang bertanya dan berdialog. Semua dipaparkan secara lugas, transparan, dan terbuka. Ini cara yang baik dan bijak supaya masyarakat menilai dan mengetahui," jelasnya ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (13/5).
Rapat ini digelar berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan BPN. Jenis-jenis kecurangan yang selama ini dituduhkan akan dipaparkan beserta buktinya.
"Itu karena ada data-data yang ditemukan oleh BPN, berbagai kecurangan yang ada saya kira nanti akan dipaparkan ya, kecurangan apa saja yang ada," kata dia.
Sejauh ini ada tujuh dugaan kecurangan yang dilaporkan ke Bawaslu secara bertahap. Namun Riza menuding Bawaslu maupun Gakkumdu tak menindaklanjuti setiap laporan yang disampaikan pihaknya.
"Mohon maaf sekali lagi, Bawaslu tidak sendiri. Ada pengawas Pemilu, ada sentra Gakkumdu, ada kejaksaan, ada kepolisian, dan itu bagian dari pemerintah. Sehingga laporan-laporan dari 02 selalu mentah, karena Bawaslu yang menyuarakan kebenaran dan keadilan selalu kalah dari institusi lain," ujarnya.
Pakar IT dan Dubes negara sahabat dikabarkan akan diundang dalam rapat ini. Terkait tujuannya mengundang Dubes ini, Riza membantah untuk menarik simpati, namun demi keterbukaan pasangan Prabowo-Sandi.
"Ndak ada usaha menarik simpati publik. Ini hanya upaya keterbukaan. Saya kira siapa saja boleh hadir. Ini bukti bahwa kami transparan. Sehingga masyarakat bisa menilai dan mengkritisi," jelasnya.
Baca juga:
Rekapitulasi KPU NTT: Jokowi-Ma'ruf Amin Sapu Bersih Kemenangan di Seluruh Daerah
Perolehan Suara GKR Hemas Kalahkan Suara Prabowo-Sandiaga Uno di DIY
Gerindra Menang Besar di Bogor Saat Prabowo Kecewa dengan Bupati Ade Yasin
Gerindra Minta Maaf ke Demokrat Terkait Pernyataan Arief Pouyono
IDI Sebut Kematian Petugas KPPS Bukan Karena Kelelahan
Hasil Rekapitulasi KPU: Prabowo-Sandi Kuasai 16 Kabupaten dan Kota di Sumsel
Evaluasi JK: Pilpres dan Pileg Tak Bersamaan, Hanya Pilih Partai Bukan Caleg