Saat bertemu SBY, Airlangga bahas skenario jika tak dipilih jadi cawapres Jokowi
Dalam pertemuan itu, kata Hinca, mereka saling bertukar informasi. Namun, sampai saat ini, Golkar masih memiliki semangat untuk menjadi bagian dari koalisi Jokowi.
Sekretaris Jenderal (sekjen) Partai Demokrat Hinca Panjaitan membeberkan pembicaraan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat melakukan pertemuan, Selasa (10/7) lalu. Menurutnya dua petinggi partai itu sempat membicarakan skenario jika Airlangga tak dipilih sebagai cawapres dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
"Diskusi-diskusi tentang itu (skenario tak jadi cawapres Jokowi) sangat terbuka kemarin untuk melihat perkembangan yang ada," kata Hinca di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7).
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Budi Arie memberikan tanggapan tentang usulan Jokowi menjadi pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Ketua Umum relawan Pro Jokowi (ProJo) Budi Arie Setiadi menanggapi kabar Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi pemimpin koalisi besar Prabowo-Gibran. Dia menilai usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak. "Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, untuk hal-hal tertentu seperti tadi presiden. Ya enggak apa-apa dinamika aja," kata Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 13 Maret 2024.
-
Siapa yang diusulkan Golkar untuk menjadi cawapres Prabowo? Ia mengatakan, Golkar akan menyodorkan kader terbaiknya Airlangga Hartarto untuk mendampingi Prabowo.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Dalam pertemuan itu, kata Hinca, mereka saling bertukar informasi. Namun, sampai saat ini, Golkar masih memiliki semangat untuk menjadi bagian dari koalisi Jokowi.
"Dan saya kira Golkar masih bersemangat bahwa dia bagian dari itu (koalisi Jokowi). Begitu juga partai-partai lain yang berkoalisi disitu. Sehingga kami bertukar informasi," ungkapnya.
Anggota Komisi III DPR ini juga membenarkan Airlangga sempat mengajak Demokrat untuk bergabung dengan koalisi Jokowi. Namun, kata dia, dari pertemuan itu belum ada suatu keputusan. Mereka hanya menjadwalkan pertemuan lagi jelang pendaftaran capres-cawapres pada 4 Agustus mendatang.
"Tapi kan pertemuan dengan Pak Prabowo juga berkomunikasi, begitu juga kemungkinan tiga. Di ujung kami bersepakat akan ada pertemuan lagi jelang tanggal 4 Agustus. Salah satu yang dibahas kapan sih pasangan itu akan diumumkan," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan partainya konsisten dukung Presiden Jokowi maju Pilpres 2019. Hal itu, ia katakan untuk menepis spekulasi paska Airlangga bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (10/7).
"Spekulasi silaturahmi antar pimpinan partai itu suatu hal yang biasa karena kita kan antar pimpinan partai suasana cair dan kemudian posisi Partai Golkar itu sudah final. Sudah diputus dalam rapimnas dan munas dan bahkan Partai Golkar yang paling awal mendukung Pak Jokowi," kata Airlangga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/7).
Baca juga:
Golkar ajak koalisi pendukung legowo jika Jokowi pilih cawapres dari parpol
Sedang bangun citra di Pileg, Golkar disebut tak akan keluar dari koalisi Jokowi
Mahfud MD diyakini hanya bisa bikin repot Jokowi
PPP: Peluang cawapres Jokowi dari parpol atau non parpol sama besarnya
Jokowi soal cawapres: Sepuluh mengerucut ke lima