Safari politik air zamzam Deddy Mizwar dekati parpol di Jabar
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dalam dua hari terakhir melakukan safari politik mengunjungi pengurus partai politik di Jawa Barat. Air zamzam dan buah kurma menjadi buah tangan yang dibawa Deddy usai pulang umrah.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dalam dua hari terakhir melakukan safari politik mengunjungi pengurus partai politik di Jawa Barat. Air zamzam dan buah kurma menjadi buah tangan yang dibawa Deddy usai pulang umrah. Deddy ingin memastikan dukungan terhadap dirinya sebagai bakal cagub Jabar yang belakangan memudar setelah duetnya dengan Ahmad Syaikhu dari PKS tak kunjung pasti.
Selasa (24/10) kemarin, Deddy berkunjung ke kantor DPD PAN Jawa Barat, di Jalan Ibrahim Adjie (Kiaracondong), Bandung. Dia disambut Ketua Harian DPD PAN Jawa Barat, Hasbullah Rahmad serta jajaran pengurus partai berlambang matahari terbit tersebut.
Demiz langsung melakukan pertemuan dengan para pengurus tersebut. Sebelum masuk ke ruangan Demiz kembali membawa buah tangan berupa kurma dan air zam-zam. Demiz diketahui baru saja tiba di Tanah Air pada Senin (23/10) usai melaksanakan ibadah umrah. "Ini bukan mahar ya. Ini hanya buah tangan," kata Demiz sembari terkekeh.
Dalam pertemuan itu, Deddy berpromosi apa yang sudah dikerjakan dan problem yang dihadapi selama empat tahun di masa kepemimpinannya bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
"Dari kunjungan ini partai menilai kan. Saya ke sini hanya diskusikan program dan problem Jabar apalagi di sini juga ada wakil rakyat kan. Jadi enggak beli kucing dalam karung. Ini penting. Sehingga dalam mendukung calon siapapun partai tahu arah ke mana. Gagasan apa dan apa yang sudah dikerjakan," ujarnya.
Demiz menyatakan, kehadiran dirinya juga penting mengingat Jawa Barat akan menghadapi momen politik yang cukup besar yakni 16 Pilkada serentak plus satu Pilgub Jabar 2018. Sebagai kepala daerah, dia ingin memastikan bahwa pesta demokrasi tersebut bisa berlangsung kondusif.
"Saya harus katakan ada hal yang jauh lebih penting ketimbang pencalonan yakni agar Pilkada di Jabar ini bisa kondusif. Oleh karena itu saya silaturahmi ke sini. Saya kira ini menjadi harapan kita semua-kan," ujarnya.
Sementara Ketua Harian DPD PAN Jabar Hasbullah Rachmad mengakui memiliki hubungan baik dengan Deddy. "Kami setuju sekali dengan berbagai ide Pak Demiz (Deddy Mizwar) karena beliau sudah khatam pembangunan di Jabar. Tadi kami menggali konsepsi dan pemikiran. Chemistry-nya sudah ketemu," ujarnya.
"Kami mengapresiasi kunjungan Demiz ini. Karena, bisa merekam dan mendiskusikan berbagai hal yang luput dari perhatian. Ini bekal jadi pemimpin ke depan," jelasnya.
Meski begitu, Hasbullah menyatakan kewenangan memutuskan cagub yang akan diusung ada di pengurus pusat. "Untuk mengusung Demiz, kalau bisa tanda tangan hari ini akan saya tandatangani. Tapi kan kewenangan ada di Ketum," katanya.
Hasbullah menjelaskan, PAN Jabar akan melaporkan kunjungan Demiz ke Ketua Umum. Karena, PAN sendiri memiliki koalisi poros baru jadi tinggal melaporkan ke ketua umum agar menjadi pertimbangan. "Kami pun, akan mendorong agar DPP tak terlalu lama mengambil sikap politik," ujarnya.
Sebelumnya pada Senin 23 Oktober kemarin, Deddy melakukan hal yang dengan mengunjungi DPD Partai Gerindra Jabar. Dia membawa kurma dan air zamzam. Usai pertemuan, dia menegaskan, hubungan dengan Partai Gerindra selama ini baik-baik saja.
"Yang katanya ingar bingar justru ini menjadi cair kan. Karena Pilgub Jabar kita harapkan selalu dengan suasana lebih baik. Selalu saya katakan Pilkada Jabar merusak silaturahmi," kata Demiz.
Ingar bingar yang dimaksud itu diawali ucapan Ketua DPD Partai Gerindra Jabar Mulyadi yang mencabut dukungan terhadap Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu. Keduanya secara lisan sudah didukung Gerindra dan PKS. Tapi sejak Agustus 2017 lalu diumumkan sebagai bakal calon Gubernur dan wakil gubernur kabar tidak sedap datang.
Mulyadi melihat tidak ada keseriusan dari PKS dan dua pasangan tersebut untuk mengatur strategi pemenangan. Ini bisa dilihat tidak adanya komunikasi politik yang terjadi. "Selalu saya katakan Pilkada Jabar itu jangan sampai merusak silaturahmi," ujarnya.
Deddy pun menghargai sikap Gerindra yang tiba-tiba mencabut dukungan pada dirinya. Hal ini dianggapnya sebagai dinamika politik. Apalagi Pilgub Jabar masih berlangsung pada Juni 2018. Meski pendaftaran akan dibuka pada akhir tahun ini.
"Bisa saja asalnya mengusung, terus tidak. Bisa jadi pengusung. Ini politik harus dipahami," terangnya.