Salah pilih cawapres dan isu SARA bisa menjadi sandungan Jokowi dalam Pilpres
Salah pilih cawapres dan isu SARA bisa menjadi sandungan Jokowi dalam Pilpres. Peneliti senior LIPI, Syamsuddin Haris menilai elektabilitas Jokowi tinggi dan cenderung meningkat lantaran tingkat kepuasan kinerja cukup tinggi. Menurut dia, Jokowi seharusnya fokus menuntaskan kerjanya agar menjaga elektabilitasnya.
Hasil survei Pusat Penelitian Politik LIPI menunjukkan elektabilitas Joko Widodo masih unggul jauh dengan angka 58,2 persen apabila Pilpres 2019 mendatang dua calon. Sementara penantang terkuatnya masih Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 26,6 persen.
Survei dilaksanakan pada 19 April sampai 5 Mei 2018 dengan wawancara tatap muka. Survei memiliki responden 2100 orang yang diambil dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,14 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
Peneliti senior LIPI, Syamsuddin Haris menilai elektabilitas Jokowi tinggi dan cenderung meningkat lantaran tingkat kepuasan kinerja cukup tinggi. Menurut dia, Jokowi seharusnya fokus menuntaskan kerjanya agar menjaga elektabilitasnya.
"Pak Jokowi jadi enggak usah membahas cawapres dan sebagainya fokus kerja aja, dengan demikian elektabilitasnya itu bisa stabil dan meningkat," kata Syamsuddin saat rilis survei 'Partisipasi, Kepemimpinan Nasional dan Masa Depan Demokrasi' di kawasan Senayan, Kamis (19/7).
Namun, Syamsuddin mengingatkan ada beberapa faktor yang bisa menjadi ganjalan dalam pencalonannya dalam Pilpres mendatang. Menurut dia, suara Jokowi bisa turun jika salah ambil cawapres ditambah dengan isu-isu berbau agama dan ras.
"Potensi untuk tersandungnya bisa salah pilih cawapres bisa juga terjebak dalam isu yang sifatnya sektarian, agama, SARA," jelasnya.
Akan tetapi, lanjut dia, posisi Jokowi aman apabila pemilihan presiden hanya diikuti dua calon. Sebab, apabila capres tiga bakal suara dukungan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan terpecah.
"Kalau kemudian manti ada tiga capres pasti enggak aman pasti akan pecah dukungannya," katanya.
Syamsuddin menambahkan, apabila Pilpres mendatang seperti di Pilkada DKI Jakarta dengan diikuti tiga calon Jokowi belum tentu tumbang. Hanya saja, kemungkinan terjadi dua putaran sangat besar.
"Bukan memungkinkan pak Jokowi kalah, tapi memungkinkan 2 putaran pemilu presiden, itu sah-sah saja dengan konstitusi kita menganut paham demikian, pilpres menganut 2 putaran cuma ya melelahkan secara politik," kata dia.
Baca juga:
Mahfud MD Cawapres, Jokowi lebih mudah selesaikan masalah
PAN klaim peluang Zulkifli Hasan dan AHY jadi cawapres Prabowo sama
Demokrat: Kami dengan Gerindra sudah cukup, tapi tak mungkin lupakan PAN & PKS
45 Menit di Kertanegara, Amir Syamsuddin bilang 'Ada harapan dalam diri Prabowo'
Survei LIPI: Pemilih Jokowi menyebutkan Prabowo sebagai Cawapres paling tepat
Survei LIPI: Anies di posisi teratas cawapres Prabowo
Majelis Tinggi Demokrat: Peluang ke arah Prabowo lebih mungkin