Sanggupkah koalisi gemuk menang melawan Ahok?
Pengamat nilai ada peluang besar kalahkan Ahok.
Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana berharap partainya dapat membentuk koalisi gemuk dengan PDI Perjuangan, Gerindra dan sejumlah partai yang belum mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sehingga dalam Pilkada DKI 2017 diharapkannya hanya ada dua pasangan calon.
Abraham atau akrab disapa Lulung mengatakan, kemungkinan koalisi gemuk masih cukup besar. Lantas, sejauh mana calon dari koalisi gemuk tersebut bisa mengalahkan Ahok apabila benar terbentuk?
Pengamat Politik Hendri Satrio mengatakan peluang bagi calon dari koalisi gemuk itu terbuka lebar untuk dapat mengalahkan Ahok. Namun, hal itu tergantung dari siapa sosok yang diusung.
Dia mencontohkan koalisi gemuk bisa mengusung calon Gubernur dari kader PDIP yang merupakan partai dengan suara terbanyak di DPRD DKI. Sementara, calon Wakil Gubernurnya Sandiaga Uno harus mengalah menjadi calon Wakil Gubernur.
"Bila Gerindra kembali dengan PDIP mungkin Sandiaga harus mengalah jadi nomor 2. Sebab selain satu satunya parpol yang bisa mencalonkan sendiri, usungan PDIP juga punya tabungan loyalitas pendukung sebesar 70% berdasarkan hasil survei kedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia)" kata Hendri saat dihubungi merdeka.com, Minggu (31/7).
Hendri menilai sosok kader PDIP yang memiliki potensi untuk dapat mengalahkan Ahok yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Surabaya Tri Rismarini. Namun, sampai saat ini, keduanya belum ada tanda-tanda akan 'diimpor' PDIP untuk maju dalam Pilkada DKI tahun 2017.
Sementara, apabila Gerindra yang merupakan pemilik suara terbanyak kedua di Jakarta tetap bersikukuh menginginkan Sandiaga Uno menjadi calon Gubernur dan PDIP tak ikut koalisi gemuk, maka ia menilai calon Wakil Gubernurnya bisa berasal dari Partai Demokrat. Pasangan dari Gerindra dan Demokrat dapat menjadi ancaman yang cukup serius bagi calon petahana Ahok.
"Bila Sandi tetap nomor satu maka sebaiknya dia ambil wakil dari Demokrat atau siapapun yang di'endorse' SBY, sehingga Sandi punya 2 juru kampanye populer, SBY dan Prabowo," ujarnya.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
Baca juga:
Adian: Ahok keras di luar tapi ketemu Ibu Megawati dengkul lemas
Aksi Jaklovers usung Risma jadi Gubernur DKI Jakarta
PPP DKI ingin koalisi gemuk untuk tantang Ahok di Pilgub 2017
Gerakan anak muda Jakarta menjemput Risma untuk Pilgub DKI
Ahok sebut tiga partai janji biayai kampanyenya
Muncul Sandiaga dan Risma, Ahok bilang 'lawan terberat diri sendiri'