SBY targetkan Demokrat menang 35 persen di Pilkada 2017
Target tersebut lebih tinggi 5 persen dibandingkan target Pilkada serentak 2015, yaitu 30 persen.
Partai Demokrat menargetkan menang 35 persen pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 sekaligus menempatkan kadernya sebagai pemimpin di pemerintahan daerah.
"Pilkada serentak 2017, Demokrat harus menang lebih dari 35 persen dan kader sendiri di atas 35 persen," ujar Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di sela Pembukaan Rapat Konsolidasi Partai Demokrat di Surabaya, seperti dilansir Antara, Minggu (30/2).
Target tersebut lebih tinggi 5 persen dibandingkan target Pilkada serentak 2015, yaitu 30 persen sehingga ada peningkatan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. "Tapi patut disyukuri karena hasil Pilkada serentak 2015, kemenangan Demokrat 42 persen dan kader yang menjadi kepala daerah maupun wakil kepala daerah 47 persen," ucapnya.
Kendati demikian, SBY mengaku kader yang akan ditempatkan sebagai calon pemimpin harus memiliki kemampuan dan sanggup menjalankan roda pemerintahan ke depan.
Sebagai wujud membentuk calon pemimpin sesuai harapan, Partai Demokrat pada pekan depan selama seminggu penuh menggelar penataran tingkat nasional untuk pemimpin dan kader utama yang akan diikuti oleh 5.000 orang. "Demokrat tidak ingin sekadar menang, tapi pemimpinnya tidak cakap. Jika diberi amanat memimpin maka harus tahu bagaimana menetapkan kebijakan dan mengerti cara membangun negara," ucapnya.
Sementara itu, rapat konsolidasi yang menjadi penutup rangkaian 'SBY Tour De Java' diikuti oleh 34 Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia, 60 anggota fraksi Demokrat DPR RI dan dihadiri seluruh pengurus harian pusat.
"Pada rapat konsolidasi juga akan diambil sikap menanggapi isu nasional yang menjadi perhatian rakyat saat ini," ucap Presiden ke-6 RI tersebut.
Selain itu, pada kesempatan tersebut juga digelar ceramah dan diskusi tentang perkembangan ekonomi, investasi dan bisnis, dengan menghadirkan dua narasumber mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung dan Hatta Rajasa.