Sebagai penggagas, JK ditanya soal penghapusan UN oleh Hatta
Hatta pertanyakan JK yang tiba-tiba ingin hapus UN, padahal dulu sebagai penggagasnya.
Cawapres Hatta Rajasa bertanya tentang visi dan misi Jokowi-JK yang akan mengevaluasi sistem Ujian Nasional (UN) di dunia pendidikan kepada Jusuf Kalla. Menurut Hatta, JK salah satu orang yang pernah ngotot menjalankan sistem UN untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
"Pertanyaan yang simpel saja, saya membaca dalam visi misi Bapak JK dan Pak Jokowi, itu memang tidak lagi memperhitungkan atau menolak Ujian Nasional, ini satu perkembangan yang cukup menarik, karena bapak promotor utama untuk ujian nasional. Apakah ada satu perubahan di Pak JK. Hal apa yang salah dalam sistem ujian nasional kita," kata Hatta dalam debat cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (29/6).
Mendapat pertanyaan ini, JK langsung membantah ada niatan untuk menghapus ujian nasional. Menurut dia, dalam visi dan misi Jokowi-JK yang ada hanya evaluasi.
"Pak Hatta kalau anda baca betul-betul tentang visi misi kami, bunyinya adalah akan dievaluasi sistem pendidikan. Seperti kurikulum yang dievaluasi, ujian nasional dievaluasi, boleh perbaiki sistemnya, boleh bobotnya, tidak menghilangkan dalam segera, jadi evaluasi," jawab JK.
JK mencontohkan, evaluasi UN dilakukan seperti tingkatkan standar kelulusan anak sekolah. Begitu juga soal-soal yang disesuaikan dengan kemampuan pendidikan di daerah-daerah.
Hatta merasa tidak puas dengan jawaban JK. Dia kembali bertanya soal apa yang dievaluasi Jokowi-JK nantinya jika menjadi presiden dan wakil presiden.
Menurut Hatta, UN sangat penting untuk menghitung standarisasi pendidikan. Karena itu, pihaknya akan konsisten melanjutkan sisten UN jika pasangan Prabowo-Hatta menang 9 Juli nanti.
"Kalau mau evaluasi pada sisi apanya, ada 3 kompetensi apabila sistem ini, kita konsisten jalankan pertama knowledge, skill dan attitude dan tiga ini attitude RI jangan kita tidak memiliki identity, bagaimana dievaluasi, pada sisi apanya?" tanya dia.
Tidak jauh berbeda dengan jawaban yang pertama, JK menjelaskan evaluasi yang akan dilakukan seperti standar kelulusan dari 3,5 sampai ke 5,5. "Ini evaluasi terus menerus dibuat sehingga terjadi sesuatu sistem yang baik," pungkasnya.