Sebut Dodi Reza Alex minim prestasi, ketua Golkar Prabumulih kena sanksi
Ketua DPD Partai Golkar Prabumulih, Ridho Yahya mendapat sanksi karena menyebut Dodi Reza Alex Noerdin tak layak menjadi bakal calon gubernur. Prestasi Dodi dinilai masih minim.
Ketua DPD Partai Golkar Prabumulih, Ridho Yahya mendapat sanksi karena menyebut Dodi Reza Alex Noerdin tak layak menjadi bakal calon gubernur. Prestasi Dodi dinilai masih minim. Ridho memilih kakak kandungnya, Mawardi Yahya yang berpasangan dengan Herman Deru di Pilgub Sumsel.
Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Alex Noerdin mengungkapkan, bentuk sanksi yang bakal diberikan kepada Ridho masih proses pembahasan di internal partai. Sanksi maksimal berupa pencopotan dari ketua partai karena dinilai tidak loyal.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Dimanakah letak Pulau Sumba yang menjadi jawaban dari tebak-tebakan 'kuda, berjenggot, luas, serba ada'? Ya, jawaban dari petunjuk kuda, berjenggot, luas, serba ada ini mengarah ke Pulau Sumba.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
"Yang tidak loyal ke partai akan disanksi," tegas Alex, Kamis (18/1).
Jika nantinya berakhir dengan pemecatan dari jabatannya, kata Alex, Ridho Yahya tetap menjadi kader Golkar. Pencalonan Ridho sebagai calon wali kota Prabumulih juga tidak akan ditarik karena telah terdaftar di KPU dari Golkar sebagai parpol pengusung.
"Akan terus berjalan dan sesuai dengan keputusan DPP Golkar," ujarnya.
Diketahui, beberapa hari lalu Ridho Yahya menyatakan dukungannya kepada pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya maju di Pilgub Sumsel yang diusung Partai NasDem, PAN, dan Partai Hanura. Dukungannya lebih karena Mawardi Yahya merupakan kakak kandung wali kota Prabumulih itu.
Ridho Yahya menilai kakaknya lebih pantas diusung Golkar karena kader senior dan mantan Bupati Ogan Ilir dua periode. Bahkan, Ridho Yahya menilai senioritas Mawardi Yahya lebih unggul dibanding Alex Noerdin.
Tak hanya itu, Ridho Yahya juga menyindir Dodi Reza Alex masih belum layak diusung Golkar sebagai calon gubernur. Menurut dia, Dodi terbilang masih muda dan belum memiliki prestasi luar biasa. Apalagi, Dodi baru saja menjabat Bupati Musi Banyuasin sejak 2017 lalu.
"Bolehlah kita tidak melihat senioritas, tapi kader muda itu harus memiliki prestasi luar biasa, yang berprestasi hebat itu pak Alex. Dodi apa prestasinya dan baru juga menjabat," kata Ridho.
Ridho juga mencermati keputusan pemecatan Ketua DPD Golkar di Ogan Ilir dan Muara Enim. Dia menilai hal itu justru akan menambah lawan politik karena hanya mementingkan kehendak pribadi demi suksesi program partai.
Baca juga:
Ijazah tak dilegalisir, syarat 3 bakal Paslon Pilgub Sumsel dinyatakan belum lengkap
4 Wali kota di Sumsel maju Pilkada, 12 PNS diajukan jadi Plt
Diusung Gerindra di Pilgub Sumsel, Aswari Rivai pastikan tak ada mahar politik
OSO dukung Herman Deru, Ketua DPD Hanura Sumsel pilih Dodi Alex Noerdin
Maju di Pilgub Sumsel, 2 bakal cawagub ini dipecat Golkar & PDIP