Fakta Unik Suku Rejang, Diyakini Jadi Penghuni Pertama di Bengkulu
Kelompok etnis yang berada di Tanah Rejang ini diakui sebagai salah satu penduduk asli Bengkulu pertama dan suku tertua.
Kelompok etnis yang berada di Tanah Rejang ini diakui sebagai salah satu penduduk asli Bengkulu pertama dan suku tertua.
Fakta Unik Suku Rejang, Diyakini Jadi Penghuni Pertama di Bengkulu
Pulau Sumatera tidak hanya dihuni oleh kelompok etnis dari Aceh, Batak, Minang, atau Lampung. Namun ada beberapa etnis lain yang tak luput menjadi penghuni asli yang sudah ratusan bahkan ribuan tahun menempati daerah tersebut.
Suku Rejang atau Tun Hejang merupakan salah satu kelompok etnis yang mendiami Provinsi Bengkulu yang berasal dari Tanah Renjang. Konon kelompok ini diakui sebagai penghuni asli Bengkulu yang tertua dan pertama. (Foto: Wikipedia)
-
Apa yang terkenal di Bengkulu? Provinsi Bengkulu terkenal dengan Bunga Rafflesia Arnoldii, yang menjadi keunikan utama wisatanya.
-
Dimana letak Bengkulu? Bengkulu adalah provinsi yang terletak pantai barat Pulau Sumatra.
-
Di mana leluhur manusia pertama kali bermukim? Hayes dan timnya menggunakan DNA untuk melacak garis keturunan ibu tertua dari manusia dan menemukan bahwa garis keturunan ini dapat ditelusuri kembali ke 'rumah leluhur' yang menyebar dari Namibia hingga Botswana dan masuk ke Zimbabwe.
-
Di mana Suku Darat tinggal di Pulau Rempang? Di Hulu Sungai Sadap yang menghubungkan dengan Laut Cate, Blongkeng di Pulau Rempang ini menjadi tempat tinggal tetap orang-orang Suku Darat.
-
Apa arti Rebu dalam budaya Tanah Karo? Melansir dari buku 'Makna Pemakaian Rebu Dalam Kehidupan Kekerabatan Orang Batak Karo', Rebu diartikan 'Pantang', 'Tidak Pantas', 'Dilarang', 'Tidak Dapat'. Secara menyeluruh, pemaknaan Rebu sendiri mengandung larangan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
-
Apa Sajian Kuliner Khas Bengkulu? Provinsi Bengkulu memiliki sajian kuliner lezat dengan bahan dasar daging ikan yang bernama Pendap.
Melansir dari berbagai sumber, Suku Rejang salah satu suku yang penuturnya menggunakan dwibahasa. Mereka menggunakan bahasa ibu (Bahasa Rejang) dan Bahasa Melayu untuk bahasa keduanya dan cukup fasih melafalkannya.
Selain itu, masih ada beberapa fakta unik yang membalut di kelompok Suku Rejang di Bengkulu. Penasaran? simak informasinya berikut ini.
Berasal dari Utara Indonesia
Konon suku ini berasal dari sebuah daerah yang ada di ujung utara Indonesia atau beberapa orang menyebut dengan Hindia Belakang. Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
Dulunya mereka memiliki prinsip hidup seminomaden, mengumpulkan barang atau meramu. Seiring berkembangnya zaman, kegiatan seminomaden mulai ditinggalkan, meramu berganti dengan ladang atau persawahan.
Dialek Bahasa
Dilansir dari rejanglebongkab.go.id, Suku Rejang memilik perbedaan pengucapan bahasa yang begitu mencolok. Setiap daerah memilikk dialek bahasanya masing-masing, namun ada tiga dialek Rejang yang dominan.
Ketiga dialek itu terdiri dari Dialek Rejang Kepahiang, Rejang Curup, dan Rejang Lebong. Ketiga dialek tersebut memang berbeda, tetapi apabila dikomunikasikan secara langsung, orang-orang Rejang masih memahami setiap kosakatanya.
Sistem Kekerabatan Tertua
Dalam sistem kekerabatan, Suku Rejang mengenal empat keluarga besar yang disebut dengan Pêtulai. Sistem ini dianggap sebagai pintu untuk melahirkan keluarga besar dengan jumlah anggota lebih banyak dari keluarga inti.
Ada empat Pêtulai meliputi Bermani (Beremanni), Jurukalang (Joorcalang) (Jurukalang), Selupu (Selopo) dan Tubei (Toobye). Keempat Pêtulai ini menjadi yang tertua, jauh sebelum adanya sistem marga seperti yang kita kenal.
Pêtulai bisa disamakan dengan klan atau subsuku. Mereka dianggap setara di mata adat tapi tidak berasal dari satu keturunan yang sama.
Mengenal Hukum Mati
Dalam sistem hukum masyarakat Suku Rejang, mereka mengenal istilah hukum denda dan hukum mati. Apabila seseorang memiliki kesalahan yang cukup berat dan fatal, maka semakin besar denda yang harus dibayarkan.
Ketika hukum denda sudah tidak bisa menyelesaikannya, maka hukum matilah yang bertindak. Pelaku akan mati sesuai dengan ketetapan yang disepakati bersama oleh kaum bangsawan Rejang.
Kini, hukum tersebut sudah hilang karena Suku Rejang sudah berpedoman pada hukum yang ada di negara.
Suku Paling Adaptif
Kelompok etnis yang mendiami Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Tengah dan sekitarnya ini dikenal sebagai suku yang paling adaptif.
Penyebab suku ini cukup terbuka dengan dunia luar karena sudah bisa menerima berbagai macam pendapat dari luar tradisi serta kebudayaan mereka. Maka dari itu, Suku Rejang tergolong yang bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.
Di era yang serba modern ini, Suku Rejang bisa beradaptasi meskipun materi yang mereka terima sangat bertentangan dengan budaya. Sudah sejak dulu masyarakat Suku Rejang menerima budaya dari perantauan yang menetap di wilayah ini.
Penghuni Pertama di Bengkulu
Suku Rejang diyakini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Meski mereka berasal dari bagian utara Indonesia, namun mereka menjadi penghuni pertama di wilayah Bengkulu serta menjadikan suku tertua di sana.