Asal-usul Suku Akit, Penduduk Asli Provinsi Riau yang Mendiami Pulau Rupat
Salah satu penduduk asli yang mendiami Provinsi Riau yang memiliki bahasa melayu Riau yang unik, namun bahasa tersebut terancam hilang.
Salah satu penduduk asli yang mendiami Provinsi Riau yang memiliki bahasa melayu Riau yang unik, namun bahasa tersebut terancam hilang.
Asal-usul Suku Akit, Penduduk Asli Provinsi Riau yang Mendiami Pulau Rupat
Indonesia terdiri dari beragam jenis suku yang tersebar di seluruh penjuru daerah. Tak sedikit dari suku-suku tersebut merupakan orang asli dan sudah hidup dari generasi ke generasi.
Pulau Sumatra salah satu wilayah dengan persebaran suku cukup beragam yang menarik untuk diulas. Salah satunya adalah Suku Akit atau Orang Akik yang mendiami Provinsi Riau tepatnya di Pulau Rupat.
(Foto: Diskominfo Bengkalis)
-
Di mana Suku Darat tinggal di Pulau Rempang? Di Hulu Sungai Sadap yang menghubungkan dengan Laut Cate, Blongkeng di Pulau Rempang ini menjadi tempat tinggal tetap orang-orang Suku Darat.
-
Apa saja unsur prinsip kekerabatan Batak? Dalam prinsip kekerabatan masyarakat Batak terdapat 3 unsur yang memiliki arti dan fungsi yang berbeda.
-
Bagaimana Suku Darat di Pulau Rempang mencari nafkah? Mengutip dari kanal liputan6.com, Lamat kini hidup sebagai pemanen kelapa muda dan membersihkan kebun perusahaan yang ada di sekitar kampungnya. 'Memanen kelapa diupah 1 butir Rp1.000, untuk membersihkan kebun per pohon kelapa Rp.2000,' ucap Lamat.
-
Dimana prinsip kekerabatan Batak diterapkan? Bagi orang Batak, perkawinan merupakan upacara sakral karena menghubungkan dua marga yang berbeda menjadi satu ikatan kekerabatan yang lebih besar dan luas.
-
Dimana Suku Piliang berada? Suku Piliang memiliki beberapa sub-suku yang cukup beragam dan tersebar di beberapa wilayah di Sumatra Barat, di antaranya:
-
Dimana Suku Rejang berasal? Konon suku ini berasal dari sebuah daerah yang ada di ujung utara Indonesia atau beberapa orang menyebut dengan Hindia Belakang. Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
Mengutip situs kemdikbud.go.id, Suku Akit adalah salah satu sub-suku Melayu atau Proto Melayu yang sudah lama tinggal di Riau sebelum adanya suku lain. Mereka memiliki kehidupan yang tak jauh dari alam, yaitu berburu dan melaut.
Simak asal-usul Suku Akit dari Provinsi Riau yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber berikut ini.
Asal Muasal Suku Akit
Mengutip situs dinsos.riau.go.id, Suku Akit ini bermula dari Suku Laut, pada umumnya sama seperti suku-suku lainnya yang terdapat percampuran genetika ras yang ada dipenjuru dunia.
Perkembangan Suku Akit yang mendiami Pulau Rupat ini konon dulunya merupakan kelompok masyarakat dari Siak Sri Indrapura yang termasuk dalam kerajaan Melayu Riau. Kelompok ini mengungsi ke daerah lain untuk mencari tempat yang aman menuju Pulau Padang.
Kemudian mereka berlayar lagi menuju ke arah Barat. Mereka pun diterima oleh Datuk Empang Kelapahan, mereka diizinkan menetap dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi. Namun mereka merasa keberatan, lalu mengadakan negosiasi lalu sepakat untuk pindah ke Pulau Tujuh.
Bergantung dengan Alam
Sejak zaman dahulu suku ini sangat bergantung dengan alam. Meski demikian, mereka juga beternak dan memiliki industri rumahan untuk membuat kerajinan tangan seperti tikar dari daun rumbia.
Di samping itu, mata pencaharian Suku Akit sendiri mayoritas masih mengharapkan dari sektor laut yang artinya mereka menjadi seorang nelayan. Biasanya mereka melaut menggunakan kapal motor atau sampan.
Di sektor pertanian, mereka juga menanam padi selayaknya orang-orang di luar sana. Namun, seluruh hasil panennya di konsumsi pribadi meskipun petak lahannya tidak begitu besar.
Bahasa Akit
Dalam interaksi sosial, Suku Akit memiliki bahasa sendiri yang menggunakan dialek Akit atau bisa disebut dengan bahasa Akit. Namun, dari segi bahasa masih cukup berdekatan dengan bahasa Melayu.
Seiring berjalan waktu dan pergeseran zaman, bahasa Akit tidak bisa terhindar dari paparan kebahasaan yang berbeda pula. Meski demikian, bahasa Akit masih bisa bertahan sampai sekarang sebagai produk budaya yang bersifat fleksibel dan dinamis.
Mengutip situs kemdikbud.go.id, saat ini penutur bahasa Akit sendiri tersebar di beberapa wilayah. Akan tetapi, pemerintah terus mengupayakan untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa ini.
Sifat Gotong Royong yang Besar
Dalam hubungan sosial, Suku Akit memiliki sifat dan rasa kerja sama atau gotong royong yang cukup tinggi meskipun berbeda golongan dari segi etnis atau kepercayaan.
Saat pekerjaan sehari-hari, mereka saling membantu satu sama lain dalam mengelola hasil alam, seperti buah kelapa atau durian. Sementara kepemilikan lahan tidak ada istilah tanah ulayat, melainkan miliki pribadi meskipun belum ada bukti sahnya.
Uniknya lagi, dalam pembagian warisan dengan cara dibeli. Bagi siapa yang dapat membuka lahan secara luas maka itulah yang dianggap memiliki kekuasan besar atas tanah tersebut.