Keturunan Perantau Minangkabau, Ini Asal-usul Suku Aneuk Jamee di Pesisir Aceh
Kelompok etnis ini merupakan perantau yang sudah berlangsung sejak abad ke-16 hingga akhirnya menetap dan terjadi akulturasi dengan suku asli Aceh.
Kelompok etnis ini merupakan perantau yang sudah berlangsung sejak abad ke-16 hingga akhirnya menetap dan terjadi akulturasi dengan suku asli Aceh.
Keturunan Perantau Minangkabau, Ini Asal-usul Suku Aneuk Jamee di Pesisir Aceh
Suku Aneuk Jamee merupakan salah satu kelompok etnis yang berada di Provinsi Aceh. Mereka hidup dan tersebar di sepanjang pesisir Barat-Selatan, mulai dari Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Barat, dan Simeulue.
-
Mengapa tradisi Peutron Aneuk penting bagi masyarakat Aceh? Wujud pelaksanaan Peutron Aneuk ini tak hanya sekedar tradisi turun-temurun saja. Tetapi, tradisi ini memiliki makna dan arti yang begitu mendalam khususnya bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
-
Di mana Suku Akit tinggal? Mengutip situs kemdikbud.go.id, Suku Akit adalah salah satu sub-suku Melayu atau Proto Melayu yang sudah lama tinggal di Riau sebelum adanya suku lain.
-
Dimana Suku Piliang berada? Suku Piliang memiliki beberapa sub-suku yang cukup beragam dan tersebar di beberapa wilayah di Sumatra Barat, di antaranya:
-
Dimana Anggau Siboik-boik berasal? Kepulauan Mentawai bukan hanya terkenal dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dari masyarakat Suku Mentawai saja. Di sektor pariwisata, daerah ini juga menjadi salah satu primadona spot wisata yang ada di Pulau Sumatra.
-
Apa arti Bungong Jeumpa dalam bahasa Aceh? Dikutip dari kanal Liputan6.com, kata Bungong Jeumpa ini merupakan istilah yang juga bisa diterjemahkan menjadi Bunga Jeumpa dalam bahasa Aceh.
-
Apa itu Suku Piliang? Suku ini merupakan salah satu marga etnis Minangkabau yang masih berkerabat dengan Suku Koto yang membentuk Adat Katumanggungan.
Suku yang satu ini bukanlah suku asli dari Aceh, konon mereka ini berasal dari Ranah Minang lalu menetap dan terjadi akulturasi. Hingga sekarang diperkirakan mereka masih menggunakan bahasa Minang untuk komunikasi sehari-hari.
Keberadaan suku Aneuk Jamee ini tak lepas dari peristiwa sejarah yang sudah begitu lama. Seperti apa asal-usul dari salah satu suku Aceh ini? Simak informasi selengkapnya berikut.
Etimologi Aneuk Jamee
Aneuk Jamee berasal dari bahasa Aceh yang artinya Anak Tamu. Mereka juga memiliki sebutan yang sering digunakan oleh suku Aneuk Jamee, yaitu Ughang Jamu atau Orang Tamu.
Tempat tinggal Aneuk Jamee sendiri banyak tersebar di sekitar pesisir laut. Kemungkinan besar jalur perpindahannya melalui wilayah tersebut. Mereka dari dulu sudah hidup dengan alam, mulai dari berkebun hingga melaut.
Uniknya, kehidupan mereka tidak pada satu titik wilayah saja, melainkan menyebar. Dalam satu lingkup wilayah, mereka pun juga hidup berdampingan dengan suku Aceh lainnya.
Sejak Abad 16
Mengutip berbagai sumber, wilayah pesisir barat Sumatera menjadi jalur perantauan orang-orang Minang sejak abad ke-16. Kala itu, banyak sekali Saudagar Minang yang berdagang dengan Kesultanan Aceh.
Tidak hanya berdagang, beberapa orang Minang lain juga merantau ke Aceh untuk belajar ilmu agama Islam seperti Syeikh Burhanuddin Ulakan, seorang ulama dari Ulakan, Pariaman, Sumbar.
Gelombang imigrasi besar-besaran juga terjadi pada masa Perang Paderi. Saat itu banyak dari masyarakat Minang yang menghindar dan melarikan diri dari serangan Belanda.
Penggunaan Bahasa
Dalam kehidupan sehari-hari, suku Aneuk Jamee sendiri sudah berbaur dan bercampur dengan kebudayaan Aceh. Dari segi bahasa dan komunikasi, suku Aneuk Jamee beberapa masih menggunakan bahasa asli mereka tetapi adajuga yang sudah menggunakan bahasa Jamee.
Bahasa Jamee tidak jauh berbeda dengan bahasa Minang, hanya saja menggunakan dialek Aceh. Percampuran budaya ini memang sudah berlangsung lama, dan bahasa ini sudah tersebar ke beberapa daerah di Provinsi Aceh.
Kebanyakan orang Aneuk Jamee ini menyesuaikan dengan tempat tinggalnya. Apabila didominasi suku Aceh, umumnya mereka akan menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa sehari-harinya.