Sosok Teuku Chik Mohammad Thayeb, Uleebalang Asal Perlak Pembela Rakyat Zaman Revolusi
Putra dari Teuku Chik Abubakar Sidik ini memutuskan untuk terjun ke panggung politik demi membela rakyat dari belenggu penjajah Belanda.
Putra dari Teuku Chik Abubakar Sidik ini memutuskan untuk terjun ke panggung politik demi membela rakyat dari belenggu penjajah Belanda.
Sosok Teuku Chik Mohammad Thayeb, Uleebalang Asal Perlak Pembela Rakyat Zaman Revolusi
Tak sedikit tokoh dari daerah yang memutuskan untuk terjun ke panggung politik nasional untuk membela Tanah Air. Tak cukup sampai situ saja, tokoh-tokoh ini juga mendirikan organisasi untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa tokoh inspiratif dari Aceh yang melawan Belanda? Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh. Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara.
-
Kenapa Teuku Nyak Arif berjuang melawan Belanda? Gemar membaca buku tentang politik dan pemerintahan, membuat jiwanya tergoyah untuk ikut perjuangan melawan penjajah.
-
Apa cita-cita Teuku Mohammad Hadi Thayeb? Ia sedari kecil sudah memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Niatnya semakin bulat ketika dirinya mendaftark di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia setelah lulus dari sekolah HBS.
-
Siapa yang memimpin perlawanan terhadap kolonial Belanda di pertambangan timah? Dengan tekad yang kuat dan penuh keberanian untuk menentang dan melawan pihak kolonial, Depati Amir mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Bangka.
-
Dimana Teuku Mohammad Hadi Thayeb lahir? Profil Singkat Teuku Mohammad Hadi Thayeb lahir di Peureulak atau Perlak, Aceh Timur pada 14 September 1922.
-
Siapa Teungku Peukan? Teungku Peukan lahir di Sawang, Aceh Selatan pada 1886 dari pasangan Keuchik Adam bin Teungku Padang Ganting (ayah) dan Siti Zulaikha (ibu).
Teuku Chik Mohammad Thayeb adalah salah satu tokoh Uleebalang dari Peureulak atau Perlak menggantikan sang ayah pada tahun 1915. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin yang kritis, dan salah satu pahlawan di zaman revolusi.
Ketika Thayeb terjun ke dunia politik, ia tidak henti-hentinya untuk membela rakyat Aceh dari belenggu kolonialisme Belanda. Bahkan, ia memiliki cita-cita untuk menyejahterakan dan memperbaiki sistem pendidikan masyarakat Aceh.
Anggota Volksraad
Ketika Thayeb sudah turun dikancah politik, ia begitu dielu-elukan bahkan menjadi pahlawan ketika zaman revolusi. Akibatnya, Thayeb menjadi buronan Belanda karena pemikirannya yang begitu kritis.
Maka dari itu, pihak kolonial Belanda mencari cara dengan mengangkatnya sebagai anggota Volksraad atau Dewan Rakyat di Jakarta agar pemikirannya melunak.
Selama menjabat, ia terus berusaha untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Merdeka. Namun, Belanda merasa tidak suka dengan gaya pemikiran dan cita-cita Thayeb, ia pun akhirnya dipersingkat masa jabatannya dari 4 tahun menjadi 2 tahun.
Pengurangan masa jabatan ini tidak mempengaruhi cita-citanya. Dalam sebuah rapat, ia tetap berani menginterupsi apabila pembahasannya tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Kemudian, ia pun menjalani pengasingan ke Boven Digul.
Terlibat Berbagai Organisasi
Pada tahun 1916 tepatnya di Kutaraja, Banda Aceh, sekelompok pemuda pemberani mendirikan sebuah organisasi bernama Vereeniging Atjeh atau Serikat Aceh dan Teuku Chik Mohammad Thayeb ditunjuk menjadi ketuanya.
Dengan adanya Serikat Aceh ini agar meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Aceh dengan memajukan dan memperbaiki sistem pendidikan serta gaya hidupnya.
Setelah berdirinya Volksraad, ada usaha untuk menggabungkan aliran-aliran politik yang termasuk dalam golongan kiri. Dalam sebuah fraksi Volksraad, berdirilah Radicaale Concentratie, salah satu organisasinya adalah NIP atau National Indische Partij.
NIP ini mulai memasuki Aceh pada bulan Februari 1919. Ketika itu Teuku Chik Mohammad Thayeb termasuk dalam salah satu anggotanya.
Pemimpin Berani dan Demokratis
Selama hidupnya, Teuku Chik Mohammad Thayeb dikenal sebagai pemimpin yang lugas, berani, dan juga demokratis. Lebih dari itu, ia juga peduli dengan rakyatnya dengan membagikan ratusan hektar sawah untuk mereka.
Tidak diketahui pasti kapan lahir dan kematian dari Teuku Chik Mohammad Thayeb ini. Namun, perjuangannya selama hidup akan selalu dikenang sepanjang masa.