Kisah Hidup Cut Nyak Meutia, dari Pertempuran Melawan Kolonial hingga Percintaan yang Rumit
Cut Nyak Meutia, pahlawan srikandi asal Aceh dengan kisah asmara yang rumit.
Cut Nyak Meutia, pahlawan srikandi asal Aceh dengan kisah asmara yang rumit.
Kisah Hidup Cut Nyak Meutia, dari Pertempuran Melawan Kolonial hingga Percintaan yang Rumit
Provinsi Aceh banyak melahirkan tokoh-tokoh perjuangan era kolonial yang dinobatkan menjadi pahlawan nasional Indonesia. Beberapa di antaranya adalah srikandi-srikandi kuat yang bisa menjadi inspirasi anak muda saat ini.
Salah satu srikandi asal Aceh yang turun ke medan pertempuran bersama pasukan pribumi lainnya, yaitu Cut Nyak Meutia. Ia adalah salah satu sosok penyusun strategi andal ketika berperang melawan tentara kolonial Belanda.
-
Siapa tokoh inspiratif dari Aceh yang melawan Belanda? Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh. Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara.
-
Kenapa Teuku Nyak Arif berjuang melawan Belanda? Gemar membaca buku tentang politik dan pemerintahan, membuat jiwanya tergoyah untuk ikut perjuangan melawan penjajah.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Bagaimana Nyi Mas Melati melawan penjajah? Satu hal yang unik, ia sudah mampu menggerakkan rakyat untuk melawan Belanda dengan cara sembunyi-sembunyi alias bergerilya.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Kenapa Nyi Mas Melati melawan penjajah? Mengutip ANTARA, keberanian sang ayah rupanya menurun ke Nyi Mas Melati. Ia selalu melihat sang ayah marah terhadap pasukan Belanda hingga dirinya memiliki keberanian untuk melawannya saat dewasa.
Kisah hidup Cut Nyak Meutia tak melulu soal perang. Di sisi lainnya, perempuan yang lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara ini juga memiliki kisah asmara yang rumit dan penuh lika-liku.
Lantas bagaimana kisah perjuangan dan asmaranya selama hidup? Simak ulasannya yang dirangkum oleh merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Lahir di Keluarga Terhormat
Mengutip liputan6.com, Cut Nyak Meutia yang lahir pada tahun 1870 ini berasal dari kalangan keluarga terhormat. Sang ayah, Teuku Ben Daud Pirak adalah seorang Ulèëbalang atau kepala pemerintah daerah saat itu.
Sejak kecil, Cut Nyak Meutia selalu ditempa dengan ajaran-ajaran agama Islam. Hingga muncul dalam dirinya sebuah prinsip Islam "Amar ma'ruf nahi munkar" dan begitu anti dengan kemungkaran dan penindasan.
Kisah Asmara yang Rumit
Cut Nyak Meutia memiliki cerita rumit dalam hal percintaan. Ia telah menjalin pernikahan sebanyak tiga kali. Pertama kali ia menghadapi pernikahan saat dijodohkan dengan Teuku Syamsarif dengan gelar Teuku Chik Bintara.
Selama menjalin pernikahan, Cut Meutia merasa tidak cocok karena sang suami lemah dan cenderung bersahabat dengan Belanda yang begitu ditentang olehnya. Setelah itu, Cut Meutia memutuskan untuk berpisah dengan Teuku Chik Bintara.
Kemudian, Cut Meutia jatuh hati kepada adik mantan suaminya, Teuku Chik Muhammad bergelar Teuku Chik Tunong. Kali ini, dirinya benar-benar jatuh cinta karena memiliki prinsip yang sama.
Berperang Bersama
Cut Meutia dan Teuku Chik Tunong bergerilya bersama-sama melawan penjajah Belanda mulai tahun 1901 di daerah Meunasah Meurandeh Paya. Tunong yang saat itu menjadi komandan, sementara Cut Meutia membantunya dengan membuat taktik perang yang membuat Belanda kerepotan.
Hanya bermodalkan rencong, Tunong bersama dengan pasukannya beberapa kali berhasil membuat tentara Belanda terbunuh dan bahkan sempat menyerang markas di Idie.
Pada tahun 1905, Belanda semakin memanas setelah tentaranya kembali tewas saat berpatroli. Mereka gencar memburu Teuku Chik Tunong dan pasukannya.
Kemudian, Tunong berhasil ditangkap dan langsung dieksekusi mati di tepi pantai Lhokseumawe. Mirisnya lagi, tewasnya Tunong hanya berjarak beberapa hari setelah Cut Meutia melahirkan bayi kembar yang meninggal dunia.
Lanjutkan Perjuangan
Cut Nyak Meutia yang saat itu berada di kehidupan yang begitu sulit, ia menikah dengan teman seperjuangan Tunong, yaitu Pang Nanggroe dan melanjutkan perjuangan melawan penjajah.
Penyerbuan Cut Nyak Meutia dimulai di hulu Krueng Jambo Aye dengan mengadang pasukan Belanda yang mengawal pekerja kereta api. Dari serangan ini banyak tentara Belanda yang berguguran dan luka-luka.
Namun nahas, sang suami ketiga ini tewas di medan perang saat penyerbuan terakhir. Dari peperangan tersebut banyak teman setia Cut Meutia yang ikut berguguran.
Akhir Hayat
Untuk melanjutkan hidup, Cut Meutia melarikan diri ke dalam hutan bersama anaknya, Raja Sabi yang masih berusia 11 tahun. Pada tahun 1910 telah terjadi peperangan besar antara Belanda dengan pasukan Cut Meutia.
Pasukan Belanda bermodal senjata lengkap pun menyerbu pasukan Cut Meutia yang masih mengandalkan rencong. Dalam pertempuran ini, dirinya gugur setelah tertembak tiga kali.
Namanya kini diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia dan diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota besar. Pada tahun 2016, wajah Cut Nyak Meutia resmi ditampilkan pada uang kertas pecahan Rp1.000.