Arti Kata Memek dalam Masyarakat Simeulue, Ternyata Nama Makanan Khas Aceh
Mengenal menu Memek, makanan khas dan kebanggaan masyarakat Simeulue Aceh.
Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki makanan tradisional dengan nama yang unik. Seperti makanan khas Simeulue yang satu ini.
Arti Kata Memek dalam Masyarakat Simeulue, Ternyata Nama Makanan Khas Aceh
Mendengar kata Memek tentu terbesit dipikiran adalah konotasi kata dari hal tak senonoh yang sesuai KBBI berarti kemaluan perempuan. Namun tunggu dulu, kata Memek memiliki arti yang berbeda di kalangan masyarakat Simeulue, Provinsi Aceh.Terdengar tak lazim, kata Memek di sana bahkan dikenal sebagai nama makanan khas yang masih ada di tengah masyarakat hingga sekarang. Tak heran jika kuliner yang satu ini telah diwariskan secara turun-temurun.
Memek,makanan khas Aceh ini bahkan sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB). Penasaran dengan makanan Memek? Merdeka.com telah merangkum kuliner ini yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Asal Usul Memek
Mengutip dari Liputan6.com dan beberapa sumber, makanan asli masyarakat Simeulue ini sama sekali tidak sesuai dengan arti harfiah dari kata Memek itu sendiri.
Lebih tepatnya, kata Memek merupakan bahasa yang diucapkan oleh nenek moyang yang artinya Mengunyah.
-
Apa hidangan khas Aceh yang terkenal? Mie Aceh merupakan salah satu kuliner khas Aceh yang telah meraih popularitas luas. Terkenal dengan gabungan rempah dan daging membuat hidangan ini memiliki cita rasa yang menggugah selera. Umumnya, mie aceh bisa disajikan dengan dua cara, yaitu digoreng atau berkuah.
-
Kue apa yang khas di Aceh? Kue yang mirip dengan bolu ini merupakan salah satu makanan khas Aceh yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
-
Apa yang menjadikan mie Aceh spesial? Ada juga mie Aceh spesial yang ditambahkan kepiting. Rasanya tentu lebih gurih.
-
Kenapa Keukarah jadi makanan khas Aceh? Keukarah bukan hanya sekadar menjadi kudapan favorit masyarakat Aceh, melainkan juga para wisatawan yang sedang berada di kota Serambi Makkah ini.
-
Apa ciri khas Rumoh Aceh? Ada satu hal yang unik dari tempat tinggal orang Aceh ini, yaitu pintu masuk utama Rumoh Aceh terbilang pendek, tingginya hanya sekitar 120-150 Cm saja. Maka dari itu, setiap tamu yang datang harus menunduk.
-
Dimana pempek berasal? Sejarah pempek bermula dari seorang pria keturunan Tionghoa yang biasa dipanggil Apek. Pria yang tinggal di pinggiran sungai Musi itu berusaha memanfaatkan sumber daya ikan yang melimpah.
Pada zaman dahulu, nenek moyang asli Simeulue sudah menggunakan kata Memek untuk merujuk pada arti mengunyah beras ketan yang dicampur dengan buah pisang. Kemudian muncul kata "Mamemek" atau "Memek" yang kerap digunakan saat ini.
Pengucapan kata "E" pada kata Memek ini mirip seperti penyebutan huruf "E" di angka Enam. Terkait sejarah kemunculan Memek, sampai sekarang tidak diketahui periodisasi maupun tokoh pencipta makanan yang satu ini.
Kebanggaan Masyarakat Simeulue
Meski terdengar tak lazim, Memek menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Simeulue. Penyajiannya yang cukup praktis membuat makanan ini kerap menjadi bekal praktis masyarakat ketika melakukan perjalanan jauh.
Kedekatan Memek dengan masyarakat setempat juga dibuktikan dengan proses pembuatannya yang bisa dilakukan oleh kaum pria.
Memek adalah makanan atau menu wajib ketika seseorang pulang dari tanah rantau. Memek sudah mejadi menu tradisi yang selalu hadir ketika tamu-tamu dari luar daerah tiba di rumah. Bahkan, pemerintah pun turut menyajikan makanan unik yang satu ini.
Berbahan Dasar Pisang
Masih mengutip dari Liputan6.com, bahan dasar pembuatan Memek hanya membutuhkan pisang kepok atau pisang raja. Bahan lainnya yang perlu dipersiapkan untuk membuat memek adalah beras ketan yang sudah disangrai, santan, dan gula.
Kunci kenikmatan dalam membuat Memek terletak pada pemilihan kualitas pisang. Apabila pisang berkualitas baik, maka cita rasa Memek akan semakin nikmat begitu juga sebaliknya.
Eksis Sejak Zaman Kerajaan
Secara periodisasi, Memek tidak diketahui secara pasti. Tetapi, makanan ini sudah ada sejak masa kerajaan Samudera Pasai. Tak heran Memek menjadi warisan kuliner leluhur yang cukup istimewa bagi masyarakat Simeulue.
Saat ini, Memek biasa disajikan saat Bulan Ramadan tiba. Bagi masyarakat, menu yang satu ini menjadi santapan favorit dan cocok untuk berbuka puasa.
Tahun 2019, Memek sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya (WBTB) Indonesia.