Fakta Bungong Jeumpa yang Jadi Ikon Kota Aceh, Jadi Judul Lagu hingga Nama Tarian
Bungong Jeumpa sudah dianggap sebagai simbol kebanggaan dan menjadi identitas Provinsi Aceh.
Bungong Jeumpa sudah dianggap sebagai simbol kebanggaan dan menjadi identitas Provinsi Aceh.
Fakta Bungong Jeumpa yang Jadi Ikon Kota Aceh, Jadi Judul Lagu hingga Nama Tarian
Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki objek ikonik yang menjadi identitas bahkan bagian dari seni dan kebudayaan lokal. Tak jarang objek tersebut menjadi inspirasi lahirnya tarian tradisional maupun lagu daerah yang terkenal. Di Provinsi Aceh, terdapat Bungong Jeumpa yang berarti bunga Cempaka yang begitu populer di Serambi Mekkah. Bunga tersebut merupakan tanaman asli Aceh yang kemudian melahirkan sebuah tarian dan lagu daerah yang ikonik. (Foto: djkn.kemenkeu.go.id) Tarian dan juga lagu tersebut sangat populer hingga kerap ditampilkan selama festival budaya dan juga acara-acara besar lainnya. Bungong Jeumpa sudah dianggap sebagai simbol kebanggaan dan menjadi identitas Provinsi Aceh.
Masih ada fakta menarik lainnya tentang tanaman khas Aceh yang satu ini, penasaran? Simak informasi lengkapnya yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber berikut.
Diambil dari Istilah Aceh
Dikutip dari kanal Liputan6.com, kata Bungong Jeumpa ini merupakan istilah yang juga bisa diterjemahkan menjadi Bunga Jeumpa dalam bahasa Aceh. Tanaman ini pun menjadi maskot dan ikon utama dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hingga sekarang.
Bunga Jeumpa atau biasa disebut Bunga Cempaka ini masih merupakan salah satu dari 50 spesies anggota Genus michelia. Bunga Cempaka tersebut merupakan pohon atau perdu yang mempunyai tinggi kurang lebih 3 sampai 5 meter.
-
Apa ikon wisata di Aceh Tengah? Danau dengan panjang 17 kilometer dengan lebar 3,219 kilometer ini sudah menjadi ikon destinasi wisata Aceh Tengah.
-
Kapan lagu Kota Bandoeng populer? Lagu ini menceritakan tentang Kota Bandung yang sejuk dan perempuannya yang cantik Mengenal Miss Tarminah, Penyanyi Keroncong Singapura Era 1930-an yang Memuji Bandung Lewat Lagu Dari Singapura hendak ke tanah Jawa,di negeri Bandoeng kita ada singgah, banyak pemuda serta gadis lawa-lawa,melanconglah ke tanah Jawa.
-
Kapan bubur kanji rumbi jadi tradisi di Banda Aceh? 'Setiap masuk bulan puasa sudah jadi ciri khas di sini memasak Bubur Kanji Rumbi karena memang sudah tradisi turun-temurun,'
-
Kenapa Rencong Aceh jadi simbol Aceh? Senjata Pusaka Melansir dari situs resmi Pemprov Aceh, Rencong Aceh merupakan senjata pusaka bagi rakyat Aceh dan sudah menjadi simbol keberanian, keperkasaan, pertahanan diri dan kepahlawanan Aceh dari masa ke masa.
-
Apa ciri khas pantun bahasa Aceh? Pantun Aceh juga dikenal dengan bahasanya yang khas, menggunakan bahasa Aceh dengan ciri khasnya yang unik.
-
Dari mana pengaruh pantun Aceh? Asal-usul pantun Aceh berawal dari pengaruh budaya India Selatan serta Arab yang masuk ke daerah ini melalui jalur perdagangan maritim yang sibuk pada abad ke-13.
Karakter Bunga yang Harum
Dihimpun dari berbagai sumber, karakter dari Bunga Cempaka tersebut adalah memiliki aroma wangi serta terdiri dari warna oranye, kuning, atau putih krem. Kemudian dari segi ukuran, bunganya agak besar serta helaian bunganya tersusun dalam untaian yang banyak.
Buahnya ini berwarna cokelat dengan berjumlah 2 sampai 6 biji. Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar. (Foto: liputan6.com)
Lagu Bungong Jeumpa
Selain menjadi ikon kota Aceh, bunga ini juga sebagai inspirasi terciptanya lagu bernama Bungong Jeumpa. Mungkin sebagian orang tidak asing dengan lagu ikonik yang satu ini, lagu ini juga mengiringi tarian tradisional aceh yang memiliki nama serupa.
Ciri khas dari lagu Bungong Jeumpa ini liriknya seringkali menggambarkan keindahan dan ciri khas dari Bunga Cempaka tersebut. Selain itu, digunakan juga untuk simbol menyampaikan emosi dan pengalaman.
Musik pengiringnya sendiri menggunakan alat musik tradisional seperti talempong, tebab, dan gendang.
Tarian Bungong Jeumpa
Lagu Bungong Jeumpa juga menjadi pengiring bagi para penari tradisional Aceh dengan nama yang sama. Biasanya tarian ini dibawakan oleh wanita dengan menggunakan baju adat Aceh.
Kostumnya berwarna cerah serta menggunakan aksesoris berupa kerudung. Tarian ini ditampilkan dengan gerakan yang anggun dan mengalir. Selain itu penari juga menggunakan gerak tangan dan kaki yang halus untuk menyampaikan berbagai emosi.