Mengenal Tari Walijamaliha yang Tampil di KTT ASEAN 2023, Gambarkan Warga Banten yang Ramah dan Religius
Ada penggambaran orang Banten yang ramah dan religius di dalam tarian ini.
Ada penggambaran orang Banten yang ramah dan religius di dalam tarian ini.
Mengenal Tari Walijamaliha yang Tampil di KTT ASEAN 2023, Gambarkan Warga Banten yang Ramah dan Religius
Tari Walijamaliha sempat mencuri perhatian tamu yang menghadiri KTT ASEAN 2023 di Jakarta pada Selasa (4/9).
Tarian ini ditampilkan secara luwes dan energik, dengan balutan busana khusus yang berpadu dengan selendang bermotif batik.
Para penari begitu kompak menampilkan pola demi pola dengan diiringi lantunan musik khas daerah.
Jika ditelusuri, terdapat makna khusus yang disampaikan dari keramahan dan religiositas khas warga Banten. Yuk, kenalan lebih dalam dengan Tari Walijamaliha.
-
Tari Batin, apa itu? Salah satu kesenian berasal dari Lampung Barat ini menjadi simbol suatu kehormatan dan kebesaran yang dipertunjukkan pada upacara ritual yang sakral.
-
Apa itu Tari Topeng Wuwung Kawangi? Daya tarik genteng tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah seni tari bernama topeng Wuwung Kawangi.
-
Siapa pencipta Tari Topeng Wuwung Kawangi? Mengutip laman Budaya Kuring, tari topeng Wuwung Kawangi diciptakan oleh pasangan seniman setempat bernama Aceng Hidayat dan Ayu Asmiati.
-
Apa Tari Melinting menggambarkan? Salah satu jenis kesenian daerah yang cukup klasik lahir di Provinsi Lampung, tepatnya di Kecamatan Melinting, Labuhan Maringgai, dan Kecamatan Gunung Pelindung, Kabupaten Lampung Timur yang bernama Tari Melinting.
-
Tari Tanduak menceritakan apa? Melansir dari beberapa sumber, Tari Tanduak ini menceritakan adu kerbau antar masyarakat Pulau Paco di Minangkabau dan utusan dari Kerajaan Majapahit.
-
Siapa pencipta Tari Batin? Diciptakan oleh Istri Pangeran Dirangkum dari beberapa sumber, Tari Batin diciptakan oleh seorang istri yang menjadi cikal bakal Batu Brak atau nenek dari Bapak Pangeran Suhaimi Gelar Sultan Lela Muda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
Pertama ditemukan tahun 2010
Mengutip Jurnal Dwi Junianti Lestari dan Arif Permana Putra dari FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berjudul “Tari Walijamaliha sebagai Stimulus Kreativitas dalam Menciptakan Gerak Tari”, kesenian ini pertama kali dikenalkan pada 2010.
(Foto: setneg.go.id)
Penggagasnya adalah Gubernur Banten era tersebut, yaitu Ratu Atut Chosiyah yang pertama kali menampilkan Tari Walijamaliha di acara Festival Anyer tahun 2010.
Secara tidak langsung, tarian ini menggambarkan karakteristik warga Banten yang ramah dan religius.
Jadi tarian selamat datang
Disebutkan bahwa tari tersebut merupakan tari selamat datang untuk menyambut tamu yang datang ke tanah Banten.
Saat ditampilkan pertama kali dalam Festival Anyer, Tari Walijamaliha juga dipentaskan untuk melakukan penyambutan.
Proses penggarapan tari dilakukan berkolaborasi dengan para seniman, sampai jadi tari penyambutan.
Gambarkan daya tarik Banten
Menurut Dwi Junianti dan Arif Permana, seni tari ini mencoba menggambarkan daya tarik yang ada di Provinsi Banten.
Secara bahasa, tarian ini mengandung unsur bahasa Arab, yakni Lima lih yang artinya potensi kekayaan alam, lalu Walisahabil yakni sejarah keturunan, lalu Waliddiniha yakni ketaatan agama.
(Foto: YouTube Untirta Official)
Dari situ, para penggagasanya menamai tari dengan Walijamaliha yang artinya memilki kecantikan dan daya tarik.
Penggambaran Banten juga terlihat dari unsur warna busana penarinya seperti biru yang bermakna kasih sayang, merah muda adanya percampuran budaya di Banten, hitam yakni kekuatan dan hijau melambangkan ke-Islaman dan kebijaksanaan.
Alasan Tari Walijamaliha tampil di KTT ASEAN 2023
Mengutip laman setneg.go.id, alasan ditampilkannya Tari Walijamaliha di acara KTT ASEAN 2023 karena seni ini bisa menggambarkan keramahan warga Indonesia.
“Kita berterima kasih dengan adanya event internasional, kita bisa memperkenalkan Banten. Banyak hal yang bisa kita ceritakan kepada para kepala negara,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar.
Adapun dalam acara KTT ASEAN 2023 turut dihadiri sebanyak 22 negara, termasuk 11 negara ASEAN seperti Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.
Di pertemuan itu beberapa agenda penting dibahas yakni isu ekonomi, pangan, politik dan kerja sama dengan negara-negara mitra. Acara tersebut akan berlangsung pada 5 sampai 7 September dan berpusat di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.